Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Siapkan Insentif Khusus untuk Industri Strategis

BISNIS.COM, JAKARTA- Kementerian Perindustrian menyatakan investor yang berkomitmen investasi di sektor industri strategis, seperti industri refinery dan ponsel harus diberikan insentif khusus. Pasalnya, kedua industri tersebut dinilai strategis dan bisa memberikan substitusi impor.

 

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan dalam negeri membutuhkan industri refinery dan ponsel guna mengurangi impor kedua produk yang saat ini sudah cukup tinggi. Sebenarnya, selama ini sudah ada beberapa investor yang tertarik untuk berinvestasi di kedua sektor tersebut. Namun, investor batal merealisasikan minat investasi lantaran pemberian insentif yang dinilai kurang menjanjikan.

 

Hidayat mencontohkan, untuk industri ponsel, sebelumnya ada Samsung yang berniat investasi di dalam negeri. Namun, lantaran permintaan tax holiday yang diminta Samsung melebihi aturan yang ditentukan pemerintah dan pemerintah tidak bisa mengabulkan permintaan Samsung, Samsung lebih memilih Vietnam sebagai tempat investasi. Adapun Samsung meminta tax holiday lebih dari 10 tahun.

 

Begitu juga dengan rencana pembangunan kilang pengolahan minyak yang sudah dikaji oleh PT Pertamina (Persero) bersama dua investor asal Timur Tengah. Rencana kedua perusahaan dari dua negara tersebut batal lantaran permintaan insentifnya tidak disetujui oleh pihak Kementerian Keuangan.

 

Padahal seharusnya, kalau industri itu benar-benar strategis, memberikan multiplier effect, memberikan nilai tambah buat devisa dan bisa menjadi substitusi impor, pemerintah harus memikirkan insentif khusus. Tidak usah takut mempertimbangkan aturan yang ada,” kata Hidayat usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (16/6).

 

Menurutnya, pemerintah harus memikirkan cara agar investor lebih tertarik berinvestasi di Indonesia dibandingkan negara lain. Kemudahan investasi yang diberikan negara lain membuat Indonesia sulit membangun industri strategis sehingga membuat impor terus meningkat. Pada sisi lain, industri dalam negeri, seperti ponsel belum bisa berdiri kuat.

 

Adapun untuk pembangunan kilang pengolahan minyak, Hidayat menegaskan cara paling efektif untuk merealisasikan pembangunan kilang adalah dengan mengajak investor dari beberapa negara Timur Tengah untuk masuk ke Indonesia. Nantinya, investor tersebut akan dipilih melalui beauty contes. Yang pasti, untuk membuat investor tertarik, pemerintah juga harus menyiapkan insentif khusus yang sesuai.

 

Tidak perlu seperti kemarin yang melakukan tender terbuka mengajak puluhan negara datang. Kemarin itu tidak efektif, tidak ada hasilnya, karena dari puluhan negara itu paling banyak trader atau broker. Yang benar-benar minat paling hanya lima investor, tidak efektif,” tegas dia.

 

Pada intinya, kata Hidayat, insentif untuk industri strategis yang memberikan dampak besar untuk industri dalam negeri harus dipolakan kembali. “Dibandingkan harus impor terus-terusan, ruginya lebih besar. Saya akan katakan ke Menkeu (soal insentif khusus).”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper