Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI MAMIN: Dua Puluh Perusahaan Jepang Jajaki Tanam Modal

Sekitar dua puluh investor Jepang berminat menanamkan investasi di sektor industri makanan dan minuman di Indonesia dalam waktu dekat. Nilai investasi diperkirakan sekitar US$10 juta-US$100 juta untuk satu perusahaan.n
Makanan kemasan di supermarket. 20 Perusahaan Jepang tertarik investasi di sektor ini/Bisnis
Makanan kemasan di supermarket. 20 Perusahaan Jepang tertarik investasi di sektor ini/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Sekitar dua puluh investor Jepang berminat menanamkan investasi di sektor industri makanan dan minuman di Indonesia dalam waktu dekat. Nilai investasi diperkirakan sekitar US$10 juta-US$100 juta untuk satu perusahaan.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan komunitas investasi dari Jepang dan pengusaha makanan dan minuman dalam negeri. Dalam pertemuan tersebut, ada sekitar dua puluh investor Jepang yang menyatakan berminat untuk berinvestasi di dalam negeri.

 
Adapun alasan Jepang berinvestasi besar-besaran karena market di Jepang mengalami stagnasi sehingga pemerintah Jepang lebih mendorong industrinya untuk ekspansi ke luar Jepang. Kemudian, pemerintah Jepang baru saja menaikkan pajak penjualan dari 5% menjadi 8%.

“Di Jepang menjadi tidak kompetitif, sekarang masalahnya soal standar karena di Jepang standarnya tinggi. Ini memacu industri dalam negeri untuk meningkatkan kualitas,” kata Panggah di Gedung DPR, Senin (9/6/2014).

Menurutnya, Jepang telah melakukan riset hingga akhirnya memilih Indonesia sebagai tujuan investasi. Lokasi yang akan digunakan masih di Pulau Jawa lantaran infrastruktur di Pulau Jawa masih lebih baik dibandingkan dengan wilayah Indonesia lainnya. Diperkirakan, tahun depan sudah ada perusahaan makanan dan minuman dari Jepang yang merealisasikan investasinya.

Panggah belum mendapatkan data nilai rencana investasi yang akan dikucurkan masing-masing perusahaan. Namun, diperkirakan nilai investasi berkisar antara US$50 juta-US$100 juta.

“Ada yang mau jalan dalam waktu dekat yaitu produk suplemen makanan. Hampir semua produk mamin yang mau investasi. Untuk bahan baku diusahakan domestik karena bahan baku di Jepang tidak kompetitif,” tambahnya.

Banyaknya investor makanan dan minuman yang melirik Indonesia sebagai tujuan investasi seiring dengan jalannya program penghiliran industri agro. Nantinya, sebagian besar tenaga kerja akan diisi oleh tenaga kerja lokal meskipun masih ada beberapa tenaga kerja asing. Tenaga kerja asing atau dari Jepang masih dibutuhkan untuk membantu menjaga kualitas atau sesuai standar di Jepang yang tinggi.

 Selain Jepang, pihaknya juga mengincar Taiwan dan China untuk berinvestasi di dalam negeri. “Kami juga aktif pameran di China beberapa bulan belakangan untuk tarik investasi. Ini dilakukan juga untuk menghadapi masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada 2015.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper