Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah dari negara anggota Asean terus melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan diri menghadapi Asean Economic Community (AEC) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Langkah terbaru, perwakilan pengusaha dari negara anggota Asean dan China, sepakat membentuk China-ASEAN Food Industry Cooperation Commitee khusus sektor industri makanan minuman.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi S. Lukman mengatakan, pada 6 Juni 2014 di Kunming China diselenggarakan the 5th China-ASEAN Industry Cooperation Kunming Conference.
Acara itu dihadiri berbagai perwakilan asosiasi bisnis dan kamar dagang dari berbagai negara Asean dan China.
Konferensi ini sudah 5 tahun berturut-turut diadakan oleh China ASEAN Business Council (CABC) pimpinan Mr. Xu Ningning yang bertindak sebagai Executive President.
Pembentukan China-ASEAN Food Industry Cooperation Committee disepakati para wakil peserta konferensi.
Mereka adalah Xu Ningning - Executive President of CABC, Zhao Guorui - President of Tianjin Food Industry Association, Zhang Yuan - Vice President & Secretary General of Tianjin Food Industry Association, Yang Guoxiu - Chairwoman of Hunan Guoxiu Goods Co.,Ltd, Abdul Halim Saim - Brunei Co-chair of ASEAN Food & Beverage Alliance, Lun Yeng - Director of Association of Small and Medium Business and Industry in Cambodia, dan Adhi Siswaya Lukman - Chairman of Indonesian Food and Beverages Association (GAPMMI).
Kegiatan itu juga dihadiri Kim Keat Ng - Chairman of FMM Malaysian Food Manufacturing Group Technical Committee, Yu Yu Wai - Executive Committee of Myanmar Food Processors And Exporters Association, Ng Yan Huay - Honorary President of Singapore Food Manufactures’ Association, dan Ghanyapak Tantipipatpong - President of Thai Food Processors’ Association.
“Komite sepakat untuk memberikan advokasi bagi dunia usaha sektor industri makanan minuman di negara anggota Asean dan China,” kata Adhi, di Jakarta, Minggu (8/6/2014).
Aktivitas yang akan dilakukan komite a.l riset industri pangan di China-Asean, mengadakan pertemuan berkala untuk meningkatkan kerjasama bisnis, saling berbagi informasi terkait industri makanan minuman, pembentukan website komite, tukar menukar kunjungan industri, pelatihan tentang pasar, lingkungan hidup, regulasi pasar, kebijakan bisnis, serta membangun platform investasi dan mendorong kerjasama investasi.
Diharapkan, terbentuknya komite ini akan mendorong peningkatan dagang dan bisnis China – Asean , serta kerjasama saling menguntungkan.
Selama ini, perdagangan makanan minuman antara Indonesia dan China masih lebih didominasi oleh China.
Sejak CAFTA 2010 berlaku, selalu terjadi defisit perdagangan, di mana tahun 2013 terjadi defisit sebesar US$386,27 juta.
“Pemerintah dari negara anggota Asean dan China sudah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan pasar bebas AEC dan RCEP, seperti konsep kerjasama bilateral/ regional, identifikasi kesiapan dunia usaha, harmonisasi regulasi , dan sebagainya,” papar Adhi.
Namun demikian, banyak pihak menyatakan persiapan perlu dilakukan lebih intensif oleh dunia usaha, berkolaborasi dengan Pemerintah agar pelaksanaan AEC 2015 dan RCEP 2016 bisa berjalan dengan baik
Selain itu, bersamaan acara the 5th China-ASEAN Industry Cooperation Kunming Conference, dideklarasikan juga terbentuknya China ASEAN Business Association (CABA) yang bertujuan memfasilitasi dunia usaha dalam menghadapi AEC dan RCEP, serta memberikan konsultasi dan informasi lengkap terkait hal tersebut.