Bisnis.com, JAKARTA – Kode etik farmasi telah mengalami perubahan sejak awal 2000 sebagai upaya mengurangi kolusi antara dokter dan perusahaan obat.
Hal ini diakui oleh Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjuntak. Kode etik yang berubah dimulai dari beberapa hal sederhana antara perusahaan obat kepada dokter.
“Misalnya, dokter tidak diperkenankan menerima benda-benda sepele misalnya pena dalam jumlah banyak,” katanya, Kamis (5/6/2014).
Kode etik yang berubah merupakan standar praktis yang sederhana. Hal ini ternyata telah bertahan kurang lebih 14 tahun sejak disepakati.
Contoh kebiasaan lain yang telah jarang dilakukan antara dua kelompok pelaku medis itu adalah memberikan hadiah pada pesta pernikahan atau pesta yang lain. Parulian mengatakan bila seorang dari perusahaan obat ingin memberikan hadiah pada dokter tertentu, harus berdasarkan hubungan pribadi yaitu pertemanan.
“Sehingga nama yang dipakai nama pribadi, bukan perusahaan,” imbuhnya.
Sebelumnya, antara dokter dan perusahaan obat seringkali dicurigai saling bekerja sama untuk menggaet pasien. Hal ini menimbulkan kecurigaan perilaku kolusi dalam dunia medis. Parulian menambahkan kode etik ini dipegang oleh anggota IPMG sebagai prioritas isu organisasi tersebut.