Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Jeblok, Defisit Transaksi Berjalan Makin Lebar

Bank Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung dipengaruhi oleh defisit neraca perdagangan yang bakal berdampak pada pelebaran transaksi berjalan.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/Bisnis Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/Bisnis Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung dipengaruhi oleh defisit neraca perdagangan yang bakal berdampak pada pelebaran transaksi berjalan.

Gubernur BI Agus D. W. Martowardojo mengatakan selain dari domestik, perkembangan global tentu mempengaruhi kondisi nilai tukar rupiah.

"Saya melihat ini adalah pola musiman. Kalau  terkait dengan neraca perdagangan, biasanya pada kuartal II setiap tahunnya akan tertekan," ungkapnya, Kamis (5/6/2014).

Pada kuartal III akan membaik, Agus juga mengharapkan sepanjang 2014 indikator makro ekonomi Indonesia bisa membaik dan terkendali.

Dia memprediksikan sepanjang 2014 defisit transaksi berjalan akan di bawah 3% dari PDB, sedangkan pada tahun sebelumnya, defisit transaksi berjalan mencapai 3,3%.

"Kalau di bawah 3%, berarti ada pembaikan, maka dari itu diperlukan kerja sama dari semua pihak," ungkapnya.

Sementara itu, sejumlah ekonom memprediksikan pelebaran defisit transaksi berjalan pada kuartal II/2014 tak terhindarkan, bahkan bisa mencapai 2,5% karena defisit neraca perdagangan April 2014 senilai US$1,96 miliar.

Adapun defisit transaksi berjalan pada kuartal I/2014 senilai US$4,2 miliar atau 2,06% dari PDB 3bulan pertama tahun ini.

Tak bisa dihindari, indikator ekonomi yang mencatatkan defisit pun kini membawa rupiah pada pelemahan. Berdasarkan data BI, Rabu (5/6/2014), kurs tengah rupiah dipatok pada level Rp11.874 per dolar AS, melemah dari posisi Rp11.810 per dolar AS, atau anjlok 1,14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper