Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Cara Menyelamatkan Biota Laut Indonesia Lewat Seni

Indonesia memiliki kekayaan biota bawah laut, seperti terumbu karang yang tersebar di seluruh perairannya.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia memiliki kekayaan biota bawah laut, seperti terumbu karang yang tersebar di seluruh perairannya.

Menurut data dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI pada 2012 yang dikutip dari website Greenpeace, 18% dari total wilayah terumbu karang di dunia.

Namun, hanya 5,3% terumbu karang di Indonesia dalam keadaan baik sekali. 27,18% masuk dalam kondisi baik, 37,35% dalam keadaan cukup dan 30,45% dalam keadaan buruk.

Rusaknya terumbu karang ini diakibatkan oleh banyak faktor, beberapa diantaranya adalah pembangunan pesisir pantai, pemanasan global dan pembuangan limbah ke laut.

Untuk mencegah habisnya terumbu karang, para ahli biologi kelautan mencari cara untuk menjaga terumbu karang agar tidak semakin rusak.

Ditemukanlah metode konservasi untuk terumbu karang dengan nama biorock. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli kelautan bernama Wolf Hilbertz dan Tom Goreau.

Seperti yang dikutip dari situs Mongabay Indonesia, Minggu (1/6/2014), para pakar kelautan ini menemukan bahwa menggaliri arus listrik ke cangkang keras yang mengandung kalsium karbonat di dalam laut akan membuat struktur tersebut cocok ditanam terumbu karang.

Bahkan, lahan buatan ini bisa membuat terumbu karang tumbuh lima kali lebih cepat dibandingkan dengan lahan asli. Biorock tidak hanya dilakukan di perairan Indonesia, namun dilakukan juga di beberapa negara lainnya seperti Meksiko.

Seniman Teguh Ostenrik pun tertarik dengan teknologi biorock ini. Mengkreasikan besi bekas, Teguh membuat beberapa instalasi yang akan “ditanam” di dalam laut untuk rumah para terumbu karang ini. Proyek gabungan kesenian dan konservasi lingkungan ini dinamakan dengan ARTificial Reef Park atau Taman Terumbu Karang di Pantai Senggigi, Lombok.

Seperti yang dijelaskan dalam situs resmi Teguh Ostenrik, karyanya ini akan menjadi musem seni bawah laut. Instalasi dengan Domus Sepiae (Rumah Cumi-Cumi) ini dipasang oleh lebih dari lima orang penyelam asing. Dalam peluncurannya tersebut dipasang sebanyak 16 instalasi dengan masing-masingnya sebesar 9 meter x 7 meter dan tinggi 2 meter.

Dengan dibantu dengan tim yang ada, mulanya instalasi ini digeser ke pinggir pantai, secara perlahan masuk ke dalam laut. Dari situ para penyelam lengkap dengan seragam selamnya menarik instalasi ini masuk ke lautan hingga dasar laut sesuai titik lokasi yang sudah ditentukan. Instalasi ini akan dialiri listrik lemah yang berasal dari solar panel dari Contained Energy.

Upaya pelestarian terumbu karang ini juga didukung penuh oleh Asosiasi Hotel Lombok bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Gili Eco Trust yang berbasis di Indonesia. Dengan adanya ARTificial Reef Park yang dilengkapi dengan teknologi biorock, banyak pihak berharap agar terumbu karang di Indonesia terselamatkan dari kerusakan alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agnes Savithri
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : http://www.mongabay.co.id/ , http://www.greenpeace.org/ www.teguhostenrik.com , www.whatsnewbali.com

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper