Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2 Penyebab Produksi Makanan Tumbuh Pesat

Produksi makanan tumbuh pesat seiring dengan mulai terealisasinya pabrik baru dan periode pemilihan legislatif.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Produksi makanan tumbuh pesat seiring dengan mulai terealisasinya pabrik baru dan periode pemilihan legislatif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan produksi makanan sepanjang triwulan I/2014 adalah 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan tersebut cukup tinggi bila melihat pertumbuhan produksi makanan pada triwulan I/2013 yang hanya 0,3 %. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gappmi) Franky Sibarani mengatakan faktor terealisasinya investasi beberapa pabrik makanan berkontribusi paling besar.

“Tahun lalu itu banyak investasi masuk, sekarang mulai terealisasi, makanya kapasitas jadi naik pada triwulan I ini,” kata Franky kepada Bisnis, Senin (12/5/2014).

Selain itu, meski pemenuhan makanan terhambat pada Januari-februari 2014 akibat hujan dan banjir, permintaan kembali meningkat pada Maret seiring adanya pemilihan calon legislatif. Bahkan, pada triiwulan II/2014, pihaknya memprediksi petumbuhan produksi akan lebih tinggi lagi. Dia memperkirakan pertumbuhan bisa mencapai 10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Triwulan I ini sampai Maret, sementara pemilihan Caleg itu April masih lanjut. Kemudian, permintaan selama puasa dan Lebaran yang akan dominan meningkatkan pertumbuhan produksi makanan pada triwulan II nanti,” tambahnya.

Adapun sepanjang tahun ini, investasi sektor industri makanan dan minuman tahun ini bisa tumbuh 10% dibandingkan tahun lalu. Pada 2013, investasi yang masuk ke Indonesia, baik melalui penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai hampir Rp40 triliun. Tahun ini diperkirakan tumbuh 10% atau Rp45 triliun.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang Januari-Desember 2013, investasi makanan dan minuman yang masuk melalui PMA mencapai US$2,1 miliar atau setara Rp21 triliun (rata-rata kurs 2013: Rp10.000) dengan 612 proyek. Sedangkan PMDN mencapai Rp15,08 triliun dengan 341 proyek. Sehingga bila ditotal mencapai Rp36 triliun.

Selain itu, investasi tahun ini masih didominasi oleh investasi asing. Pasalnya, ke depan, pasar industri makanan dan minuman di Indonesia akan semakin bergeliat dibandingkan dengan negara Asean lainnya. “Kondisi politik juga memengaruhi soalnya, seperti di Thailand atau China, kondisi politik sedang tidak begitu bagus, jadi banyak yang lebih memilih Indonesia.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper