Bisnis.com, JAKARTA - Neraca Perdagangan Luar Negeri Maluku selama Maret 2014 mengalami defisit US$17,85 juta dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya US$14,48 juta.
"Kondisi ini disebabkan realiasi nilai impor Maret US$27,99 dan lebih tinggi dari ekspor Maluku periode yang sama US$10,14 juta," kata Kepala BPS Maluku, Diah Utami di Ambon, Sabtu (10/5/2014).
Kemudian neraca perdagangan Maluku periode Januari-Maret 2014 juga mengalami defisit akibat tidak adanya keseimbangan realisasi nilai ekspor dengan impor.
Transaksi bahan bakar mineral dari Singapura, kata Diah Utami, merupakan negara penyumbang defisit terbesar bagi Provinsi Maluku, baik untuk bulan Maret 2014 maupun pada posisi triwulan pertama tahun ini.
Untuk nilai transaksi bahan bakar mineral dengan Singapura selama Maret mencapai US$98,06, sedangkan defisit neraca perdagangan luar negeri Maluku triwulan pertama tahun ini sebesar US$73,29 juta.
Kecuali untuk realiasi nilai impor non migas Maret sebesar US$0,06 juta mengalami penurunan 97,14% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai US$2,17 juta.
"Jika nilai impor non migas bulan Maret 2014 kita bandingkan dengan nilai impor non migas Maret 2013 sebesar 0,08 juta dolar, maka terjadi penurunan sekitar 25,00%," katanya.
Selain itu untuk nilai impor non migas periode triwulan pertama tahun ini yang mencapai US$2,24 juta juga mengalami kenaikan 761,54% dibanding impor non migas periode yang sama 2013 sebesar US$0,76 juta.
NERACA PERDAGANGAN: Maluku Defisit US$17,85 Juta
Neraca Perdagangan Luar Negeri Maluku selama Maret 2014 mengalami defisit US$17,85 juta dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya US$14,48 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu
Menakar Nasib Pemilik 24,65% Saham Publik Waskita (WSKT)
12 jam yang lalu
Historia Bisnis: Momen Singkat Grup Salim Jalankan Pabrik Kardus
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
6 jam yang lalu