Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI SEMEN: Penjualan di Kuartal I Melambat

Kesibukan pemilu legislatif beberapa waktu lalu dinilai sebagai faktor yang membuat penjualan semen sepanjang kuartal I/2014 melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. nn
Penjualan di Pulau Jawa masih tumbuh 3,1%. /bisnis.com
Penjualan di Pulau Jawa masih tumbuh 3,1%. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kesibukan pemilu legislatif beberapa waktu lalu dinilai sebagai faktor yang membuat penjualan semen sepanjang kuartal I/2014 melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen sepanjang kuartal I/2014 sebanyak 18,60 juta ton atau hanya tumbuh 2,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni 18,11 juta ton.

Pertumbuhan penjualan ini terbilang rendah dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan kuartal I/2013 yang tumbuh 8,6% dibandingkan dengan kuartal I/2012.

Ketua Umum ASI Widodo Santoso memperkirakan melambatnya penjualan semen ini disebabkan oleh kesibukan pemilu legislatif yang membuat penjualan barang konsumsi naik.

Hal ini membuat kebutuhan barang bangunan menjadi menurun. Dia berharap, bulan depan penjualan bisa recovery dan adanya pemilihan calon presiden nanti tidak mengganggu pertumbuhan pembangunan.

“Karena sekarang semua daerah di luar Jawa pertumbuhannya minus, kecuali Maluku dan Papua Barat. Penurunan kemungkinan juga karena proyek-proyek masih tender dan belum terealisasi,” kata Widodo di Jakarta, Jumat (9/5/2014).

Melambatnya penjualan semen pada kuartal I/2014 dikontribusikan oleh penjualan semen pada Januari, Februari dan April yang memang kurang menggembirakan. Padahal, pada Maret 2014, penjualan semen sudah mulai menggeliat. Sayang, pada April penjualan kembali menurun.

Penjualan semen nasional pada April 2014 sekitar 4,52 juta ton atau turun 0,4% dibandingkan dengan April 2013 yang sekitar 4,54 juta ton. Perinciannya, penjualan di Sumatra turun 4% dengan penjualan 934.000 ton, Kalimantan turun 8,7% dengan penjualan 355.000 ton, Sulawesi turun 3,4% dengan penjualan 322.000 ton, serta Bali dan Nusa Tenggara turun 13,8% dengan penjualan 230.000 ton.

Sedangkan penjualan di Pulau Jawa masih tumbuh 3,1% dengan angka 2,57 juta ton. Begitu juga wilayah Indonesia Indonesia bagian Timur yang tumbuh 27% dengan penjualan 116.000 ton. “Jadi, April kembali kurang menggembirakan,” tambah Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper