Bisnis.com, JAKARTA – Kontraksi yang terjadi dalam bisnis ekspor pertambangan dinilai sebagai salah satu penyebab utama perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2014.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan melemahnya kinerja ekspor pertambangan disebabkan oleh tiga hal. Pertama, perlambatan permintaan oleh importir akibat melambatnya tingkat pertumbuhan ekonomi di China yang merupakan salah satu importir terbesar produk tambang asal Indonesia.
“Perlambatan permintaan menyebabkan kinerja ekspor terkoreksi,” katanya, Kamis (8/5/2014).
Alasan kedua adalah masih melemahnya harga pertambangan dan bahan komoditas di pasar global, terutama tembaga, batubara, dan karet.
Ketiga, faktor penghambat pertumbuhan ekonomi menurut BI adalah dampak penerapan UU Minerba yang melarang ekspor bahan mineral mentah.
Menurut Agus, hingga saat ini kalangan eksportir mineral belum dapat sepenuhnya beradaptasi dengan peraturan tersebut sehingga kinerja ekspor mereka terhambat.
Bank Indonesia merevisi target pertumbuhan ekonomi menjadi 5,1%-5,5% pada tahun ini, lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan sebelumnya yakni 5,5%-5,9%.
Revisi target tersebut dilakukan setelah melihat realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini yang hanya berada pada level 5,2%, lebih rendah dari perkiraan awal 5,7%.