Bisnis.com, JAKARTA— Kalangan pengusaha garmen memilih menambah ekspansinya ke beberapa negara Asean seperti Myanmar, Vietnam ketimbang Indonesia.
Suryadi Sasmita, Wakil Ketua Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesoris Indonesia (APGAI), mengungkapkan kondisi perindustrian di Indonesia dianggap tidak harmonis bagi para pengusaha garmen.
“Mereka tidak menutup pabriknya, hanya saja mereka memilih ekspansinya bergeser ke negara lain” ungkapnya pada Bisnis.com, Rabu (7/5/2014).
Sasmita mengatakan biaya operasional di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Myanmar, Vietnam dan Bangladesh, berbedaannya hingga 40%.
Faktor jam kerja yang mencapai 48 jam di negara tersebut, tidak adanya gaji ke-13 hingga cuti hamil hanya 2 bulan menyebabkan jurang yang berakhir pindahnya ekspansi pebisnis.