Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian mengoreksi target pertumbuhan industri nonmigas tahun ini menjadi di bawah 6%. Padahal sebelumnya, pertumbuhan ditargetkan bisa mencapai 6-4%-6,8%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri pengolahan pada triwulan I/2014 mencapai 5,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Adapun industri non migas hanya tumbuh 5,56% dibandingkan dengan triwulan I/2013 yang tumbuh hingga 6,86%. Meski begitu, pertumbuhan industri non migas tetap berada di atas pertumbuhan nasional yang tumbuh 5,21% pada triwulan I/2014 (yoy)
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat perlamabatan pertumbuhan industri non migas sudah diprediksi sebelumnya dengan berbagai alasan. Salah satunya, dia menilai, perlambatan ini terjadi karena adanya aturan UU Minerba yang diberlakukan awal tahun lalu. Bahkan, dia juga memperkirakan penurunan ini akan berlangsung dalam waktu 1-2 tahun ke depan.
“Terjadinya penurunan ekspor akibat UU Minerba, tetapi kami sudah menghitung sebelumnya memang ada penurunan ketika aturan ini diberlakukan. Ke depan, setelah industri smelter tumbuh, pertumbuhan industri akan jauh meningkat, kami sudah menghitung efeknya,” kata Hidayat di Kemenperin, Selasa (6/5/2014).
Selain itu, kondisi makro seperti terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi penyebab penurunan pertumbuhan industri non migas. Terlebih, pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I/2014 ini juga hanya tumbuh 5,21% (yoy). Kemudian, kenaikan harga enegri seperti harga gas dan tarif listrik juga menjadi pendorong penurunan ini.
“Menurut Menkeu, ini biarkan saja seperti ini dala 1-2 tahun dan harus dilalui. Buat Kemenkeu bagus karena defisit anggaran tidak terlalu besar, sudah surplus. Kami diminta juga untuk menanggung risiko,” tambah Hidayat.
Akibat penurunan ini, pihaknya mengoreksi target pertumbuhan industri pengolahan non migas yang pada awal tahun ditargetkan bisa mencapai 6,4%-6,8% menjadi di bawah 6%, sekitar 5,5%-5,9%.
“Iya tidak tercapai (6,4%-6,8%). Pertumbuhan industri non migas itu di awal dan akhir selalu landai. Target kami sekarang, tetap di atas pertumbuhan nasional dan sedikit di bawah 6%, kalau kami katakan 6% dibilang terlalu optimis nanti,” tuturnya.
Agar penurunan pertumbuhan tidak terlalu jauh, pihaknya sudah menugaskan seluruh eselon I Kementerian Perindustrian untuk menyusun proposal untuk mengantisipasi kebijakan nasional yang berdampak pada industri.