Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Besi Baja, Berpeluang Tumbuh 10%

Meski dihadapkan dengan berbagai tantangan, industri besi baja nasional diyakini masih bisa tumbuh hingga 13% tahun ini. Begitu juga dengan investasi yang dinilai masih akan terus tumbuh.
Industri baja. Investasi sektor ini berpeluang tumbuh 10%/Bisnis
Industri baja. Investasi sektor ini berpeluang tumbuh 10%/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Meski dihadapkan dengan berbagai tantangan, industri besi baja nasional diyakini masih bisa tumbuh hingga 13% tahun ini. Begitu juga dengan investasi yang dinilai masih akan terus tumbuh.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan industri besi baja merupakan salah satu industri strategis yang memiliki peran penting dalam memasok berbagai macam bahan baku di sektor konstruksi, perpipaan, mesin, peralatan pertahanan dan sektor otomotif. Pada 2013, industri ini tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan industri manufaktur, dengan pertumbuhan 10,7%.

Menurut Harjanto, pertumbuhan kinerja industri ini diiringi dengan pertumbuhan investasi yang masuk. Berdasarkan data Kemenperin, sepanjang 2013 investasi yang masuk di sektor besi baja mencapai Rp21,89 triliun dan US$3,5 miliar. Nilai investasi tersebut naik cukup tinggi dibandingkan dengan 2012 yang mencapai US$2,2 miliar dan Rp18,54 triliun.

“Tahun ini bisa meningkat sekitar 10%-13%, investasi baru yang masuk sejak 2012 hingga 2013 saja sudah banyak, mencapai US$4,6 miliar dan Rp588 miliar,” kata Harjanto di Jakarta, Senin (5/5/2014).

Adapun investasi yang sudah beroperasi dan masih dalam tahap kontruksi tersebut a.l PT Krakatau Posco (slate, plate) dengan kapasitas 3 juta ton/tahun dengan investasi US$3 miliar. PT Batulicin Steel (billet) kapasitas 500.000 ton dengan investasi US$220 juta, PT Jogja Magasa Iron (Pig Iron) kapasitas 1 juta ton dengan investasi US$800 juta, dan PT Krakatau Steel (Hot Metal) kapasitas 1 juta ton dengan investasi US$400 juta.

 Kemudian, PT Indoferro (Pig Iron) kapasitas 250.000 dengan investasi US$160 juta, PT Delta Prima Steel (spone iron) kapasitas 100.000 ton dengan investasi US$5 juta dan PT Meratus Jaya Iron and Steel (sponge iron) kapasitas 315.000 ton dengan investasi Rp588 miliar.

 “Investasi US$4,6 miliar dan Rp588 miliar itu belum termasuk rencana investasi Gunung Gahapi yang akan membangun satu integrated steelmill yang bahan bakunya dari Aceh dan Sumatra Barat dengan kapasitas produksi total 1 juta ton. Kemudian rencana Resteel Industry Indonesia juga mau ground breaking,” kata Harjanto.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper