Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menuding penurunan pertumbuhan produksi sebagian besar industri manufaktur prioritas skala besar dan sedang terjadi lantaran melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS pada triwulan I/2014.
Adapun pertumbuhan produksi Iindustri besar dan sedang triwulan I/2014 adalah 3,76%, sedangkan triwulan I/2013 mencapai 8,99%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) industri yang mengalami penurunan pertumbuhan produksi yang cukup signifikan a.l industri kendaraan bermotor, trailer & semi trailer dari 27,73% menjadi – 0,5%. Kemudian industri komputer, barang elektronik & optik dari 22,79% menjadi 0,09%, industri Percetakan & repro media rekaman dari 13,04% menjadi -8,77%.
Selain itu industri kayu dan barang dari kayu dari 23,88% menjadi 6,79%, industri bahan dan barang kimia dari 18,27% menjadi 2,22%) dan industri barang logam bukan mesin dari 15,87% menjadi 0,05%.
”Diperkirakan, penyebab utama dari penurunan tersebut adalah lemahnya nilai kurs kuartal I/2014 (1 US$ : Rp.11.400-12.300), sementara pada kuartal I/2013(1 US$: Rp.9.700). Hal ini menyebabkan harga bahan baku impor meningkat. Sebagai gambaran, saat ini impor bahan baku mencapai 67,89% dr total impor industri, sehingga sebagian industri mengurangi produksinya,” kata Hidayat ketika dihubungi Bisnis, Minggu (4/5/2015).