Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian mendesak pemerintah daerah untuk mendampingi petani karet karena harga internasional yang terus-menerus jatuh, yang bahkan sempat mencapai titik terendah di bawah Rp8.000/kg.
“Kalau harga karet rendah, jangan disuruh turunin produksi, tapi diminta tingkatkan kualitas. Posisi kita memang sulit, karena harga ditentukan di pasar internasional,” ujar Menteri Pertanian Suswono, Jumat (2/5/2014).
Dia menjabarkan, agar pada masa depan tidak terlalu terkena dampak harga, penting bagi pemangku kepentingan untuk mulai serius menggarap industri turunan dan hilir dari produk karet, tidak hanya sebatas mengekspor karet cair.
“Sebenarnya kita sudah bisa ekspor ban ke luar negeri. Tapi kan itu wilayah Kementerian Perindustrian. Tapi minimal diolah dulu lah sebelum ekspor,” tambahnya.
Suswono menjelaskan, selain soal penghiliran, pemerintah daerah juga perlu memberi instruksi kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menjadi semacam lembaga penyangga harga, yang berarti harus siap meyerap hasil petani ketika harga jatuh seperti saat ini.
Dia mencontohkan apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. “Bantul menyiapkan dana Rp5 miliar untuk menyerap panen petani. Itu berhasil kok,” ujar Suswono.