Bisnis.com, JEMBRANA, BALI – Pemerintah mengklaim bahwa pengembangan padang rumput ini bisa sekaligus secara tidak langsung menghambat importasi daging sapi dari Australia.
"Kenapa Australia bisa murah dagingnya? Soalnya pakan mereka murah dan ada sentuhan teknologi. Kita juga bisa seperti itu," ujar Direktur Pakan Ternak Ditjen Peternakan Mursyid Ma'sum, Sabtu (26/4/2014).
Dia menggambarkan untuk menghasilkan sapi bakalan membutuhkan Rp7-8 juta sampai siap potong dengan pola selama ini, karena setiap bibit sapi membutuhkan sebesar 14-16% konsentrat, sementara rumput biasa hanya 8-9%.
Mursyid menjabarkan penggembala bisa menghemat antara Rp1-2 juta/ekor jika memanfaatkan padang gembala, karena rumput kualitas bagus memiliki tingkat konsentrat 12%, atau lebih efisien sekitar Rp12.000 per ekor per hari hingga pemotongan.
Manajemen pakan adalah aspek kunci karena ini yang menjadi faktor utama harga daging nasional. "Kalau ini optimal, lalau kemudian integrasi sawit-sapi, wah, Australia bisa ketakutan," ujarnya.