Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015: Farmasi Indonesia Bersaing Ketat Dengan Vietnam

Industri farmasi dalam negeri akan bersaing ketat Vietnam dalam merebut pasar saat implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.nn
Ada sekitar 9-11 perusahaan yang sudah melakukan ekspor/Antara
Ada sekitar 9-11 perusahaan yang sudah melakukan ekspor/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Industri farmasi dalam negeri akan bersaing ketat Vietnam dalam merebut pasar saat implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Data Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi menyebutkan pertumbuhan pasar industri farmasi bagi negara-negara Asean rerata pertahun selama 6 tahun bekalangan ini yakni Vietnam yang mampu tumbuh di atas 20%. Disusul industri farmasi Indonesia yang tumbuh 12%-15% dikancah pasar Asean.

Pertumbuhan pasar domestik untuk industri farmasi pada tahun lalu berkisar antara 9%-12%. Adapun target pertumbuhan industri ini pada 2014 yakni 13%-14%.

Direktur Eksekutif GP Farmasi Darodjatun Sanusi mengakui saat ini posisi Indonesia masih kalah dari sisi pertumbuhan industri farmasi dengan Vietnam. Kendati demikian, saat implementasi MEA 2015 pihaknya optimis industri ini diperkirakan bakal tumbuh menjadi 42%-45% dari total pasar Asean.

“Kami yakin, dengan pertumbuhan penduduk Indonesia dan pertumbuhan ekonomi pasar Indonesia maka prediksi bagi industri farmasi turut terkerek naik. Bisa jadi industri dalam negeri paling menarik di tingkat kawasan Asean,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (16/4/2014). 

Dia mengatakan saat ini total pasar domestik Indonesia, sekitar 65%-67% adalah hasil industri lokal, sedangkan industri farmasi asing dari Penanaman Modal Asing (PMA) sekitar 33%-35%. Saat berlakunya MEA 2015, ucapnya, baik industri lokal maupun PMA bersama-sama menghadapi persaingan dari negara Asean lain.

Darodjatun menambahkan secara umum kondisi industri farmasi Asean dapat dikatakan berada pada posisi yang hampir sama (same level of playing field). Secara kualitas produk, hasil industri farmasi Indonesia tidak kalah dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.

“Kami perkirakan ada sekitar 9-11 perusahaan yang sudah melakukan ekspor,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper