Bisnis.com, JAKARTA — Partisipasi Indonesia pada pameran makanan dan minuman (mamin) Salon International de L'amentation (SIAL) yang berlangsung pada 2-4 April lalu, di Montreal, Kanada berhasil meraih transaksi sekitar USD 3,72 juta dan 418 inquiries.
Estimasi nilai kontak dagang yang dihasilkan di hari pertama yaitu sebesar USD 2.440.000 yang terdiri dari order selama setahun untuk produk bubur buah manggis dari PT Fruit-ING Indonesia, trial order untuk produk saos sambal dan makanan ringan dari PT. Anggana Catur Prima, serta pudding buah mangga dan coconut palm sugar dari PT Niramas Utama (INACO).
Pada hari ke-2, PT. Anggana Catur Prima menerima trial order dari Rosun, perusahaan yang berbasis di Montreal, Kanada untuk jahe bubuk, biji pala, dan lada hitam sebanyak 1 kontainer, dan berpotensi mendapatkan kontrak selama satu tahun dengan nilai sebesar USD 1.000.000.
Inquiry atas produk Indonesia yang dipamerkan dalam paviliun Indonesia terdiri dari produk ekstrak herbal, kopi dalam bentuk roasted maupun green bean, minuman jahe, sambal, bubur buah, dessicated coconut, coconut water, santan, nata decoco, bihun, aneka makanan ringan, serta tas dari ketela.
Nus Nuzulia Ishak, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional menyampaikan bahwa PT. Quintino’s Djava telah menandatangani kontrak dengan importir dari China yaitu PT. China Importing sebesar USD 35.000 dengan kemungkinan kontrak jangka panjang. PT. China Importing, lanjut Nus, merupakan salah satu retailer terbesar di China dan memiliki empat jaringan supermarket di China.
PT. Quintino’s Djava juga sedang melakukan negosiasi harga dengan distributor asal Kanada, Dollarama. PT. Quintino’s Djava berpotensi mendapatkan trial order senilai USD 35.000. Selain itu, PT. Quintino’s Djava mendapatkan penawaran dari distributor besar dari Amerika Serikat maupun Kanada seperti Daisy Agriculture, Jewels, Rosun, dan Walmart melalui pengiriman sampel dan penawaran harga. Penjajakan dan negosiasi lebih lanjut masih dilakukan.
Sementara itu, PT. Aksara Kencana Putra mendapat trial order untuk produk madu dan teh dari dua perusahaan yaitu T-Extra dan Honey World. Honey World memesan produk madu sebanyak 1.000 kg atau senilai USD 12.000, sedangkan T-Extra memesan teh organik sebanyak 500 kotak atau senilai USD 4.400.
PT. Niramas Utama mendapat order permintaan nata de coco senilai USD 8.000 dari Kim Phat, perusahaan asal Kanada. Selain itu, produk-produk yang ditampilkan oleh Niramas juga menarik perhatian dari perusahaaan lain seperti Sweet Souce, Dollarama, dan Alimane yang juga berasal dari Kanada.
PT. Aneka Coffee Industry sedang menjajaki dan menindaklanjuti kontrak dengan importir Kanada di Toronto untuk pembelian trial order 12 ton green bean coffee dengan nilai sekitar USD 48 ribu.
Bila terjadi kesepakatan maka PT. Aneka Coffee Industry akan mendapat order tiga kontainer 20 ft per bulan. Selain itu, PT Aneka Coffee Industry juga mendapat pesanan gula semut atau coconut sugar dan akan melakukan pembelian dari Koperasi KSU Jatirogo untuk pasar kawasan Amerika Utara/Kanada.
PT. Indigo Prima menindaklanjuti kontrak dagang pembelian green bean dan roasted dengan perusahaan Italia, Nespreso yang memiliki jaringan kopi siap saji/instan. Jika terjadi kesepakatan, Nespreso akan memperoleh 5 ton green bean senilai USD 20.000 atau USD 4/kg dan roasted coffee sebanyak 5 ton senilai USD 90.000 atau USD 18/kg.
PT. Indigo Prima dan PT Rajahe juga sedang menjajaki kontak bisnis ekspor minuman untuk private label yang masih memerlukan pembicaraan lebih lanjut.
"Sebagian besar dari transaksi yang didapatkan oleh perusahaan-perusahaan ini tidak mencakup estimasi pembelian tahunan dan diperkirakan masih akan bertambah," ujar Nus Nuzulia Ishak.
Sementara perusahaan-perusahaan lainnya, lanjut Nus, seperti PT. Tirta Marta, Sungai Budi Group, AIM Food Manufacturing, Aneka Coffee Industry, Javaplant, dan TPS Food juga berhasil mendapatkan kontak bisnis yang akan ditindaklanjuti pasca pameran.
PT. Ragam Jasa Indah (Rajahe) mendapatkan kontak bisnis dari dua importir di Toronto, Kanada yaitu Sunwoo Global dan Ecoideas untuk berkunjung dan bernegosiasi lebih lanjut di Toronto.
Beberapa perusahaan memperpanjang kunjungan bisnisnya setelah pameran SIAL berlangsung. Mereka akan mengunjungi perusahaan mitra bisnisnya seperti Anggana Catur Prima. Anggana Catur Prima akan melakukan penjajakan dengan Wira dan Takari, importir dan distributor produk-produk Indonesia di Los Angeles.
Nus mengatakan, "Hingga hari terakhir, jumlah pengunjung yang menghadiri Paviliun Indonesia mencapai 553 orang. Selama pameran, banyak pengunjung Paviliun yang berminat memperoleh produk coconut palm sugar (gula semut) organik. Para calon pembeli menginginkan gula semut yang bersertifikat dan tidak mengandung bahan pengawet sulfit."
Dirjen Nus juga mengungkapkan besarnya peluang pasar untuk gula semut di Amerika Utara, termasuk Kanada.
"Gula semut dalam jumlah besar sangat dibutuhkan oleh pasar Amerika Utara termasuk Kanada. Gula semut atau gula kelapa (bukan gula aren) dimanfaatkan untuk restoran fine dining, perhotelan, produk kesehatan, dan cocok untuk pemanis bagi penderita diabetes," jelasnya.
"Dalam bisnis industri mamin di Kanada, hal yang menjadi pertimbangan para buyer adalah kepemilikan sertifikat internasional dan status organik suatu produk mengingat adanya pergeseran tren makanan ke arah natural, sehat, dan ramah lingkungan," pungkas Nus.