Bisnis.com, BALIKPAPAN - Kementerian Pekerjaan Umum meminta perhitungan kembali internal rate of return (IRR) proyek pembangunan jalan tol Balikpapan - Samarinda sepanjang 99,02 kilometer, pasca berakhirnya pendanaan tahun jamak dari APBD Kaltim sebesar Rp2 triliun.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan berdasarkan analisa terdahulu, jalan tol Balikpapan - Samarinda tersebut tidak bisa langsung dikembangkan oleh investor karena tidak layak secara finansial. Pemerintah, baik provinsi maupun pusat, perlu memberikan insentif untuk pembangunan jalan tol tersebut agar layak secara finansial.
Langkah yang diambil Pemprov Kaltim dengan menganggarkan proyek tersebut secara tahun jamak sebesar Rp2 triliun sudah sejalan dengan upaya memberikan insentif kepada proyek tersebut. “Karena itu, perlu dihitung lagi IRR [internal rate of return ]-nya. Kalau IRR-nya masih belum layak tetapi dengan selisih yang tidak banyak, APBN bisa saja mengucurkan bantuan ke jalan tol ini,” ujarnya kepada wartawan usai meresmikan Bendungan Teritip Balikpapan, Jumat (11/4).
Koneksi jalan bebas hambatan di Kaltim tersebut, menurutnya, merupakan salah satu proyek masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) yang akan menghubungkan antar kawasan di provinsi itu. Namun, memang masih perlu dihitung kembali kelayakan proyek tersebut agar investor tertarik mengerjakannya.
Hanya saja, Djoko tidak menyebutkan berapa kesiapan anggaran APBN yang disediakan untuk mendukung apabila IRR proyek masih belum memadai. “Kalau sedikit masih bisa lah didukung dari APBN. Berapanya nanti dihitung dulu,” tuturnya.
Profil Jalan Tol Balikpapan-Samarinda | |
Panjang Jalan | 99,02 kilometer |
Geologi | Aman terhadap patahan atau geser |
Jumlah Lajur | 2 jalur dengan 6 lajur @ 3,6 meter |
Lebar badan jalan | 36,9 meter |
Sistem perkerasan | Rigid Pavement |
Kecepatan rencana | 100 Km/Jam |
Estimasi Biaya* | Biaya konstruksi : Rp 4,259 triliun |
| Biaya pembebasan lahan : Rp1,230 triliun |
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pemprov Kaltim, diolah Ket : *)Estimasi pada 2008 |