Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyampaikan dampak El Nino mungkin menyumbang maksimal 0,23% terhadap inflasi tahun ini yang diproyeksi 4,5%±1 menurut bank sentral.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan intensitas El Nino tahun ini diperkirakan lemah sebagaimana dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Dampaknya pada inflasi sudah dihitung, antara 0,14%-0,23%. Itu sudah dimasukkan dalam outlook inflasi,” katanya, Kamis (3/4/2014).
Bank sentral pun mengklaim ancaman El Nino tidak akan mengubah outlook terkini pertumbuhan ekonomi 5,5%-5,9% dengan dalih sudah diperhitungkan.
Karena intensitas yang lemah itu, Juda menyebutkan imbas El Nino tahun ini mungkin hanya menurunkan produksi padi 300.000 ton atau 0,4% dari total produksi nasional, berdasarkan pengalaman serupa pada 2006.
Kondisi tahun ini, lanjutnya, jauh berbeda dengan El Nino pada 1997 yang intensitasnya cukup kuat dan menurunkan produksi padi hingga 700.000 ton.