Bisnis.com, SINGAPURA—Investor global tengah fokus memantau Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 di Indonesia untuk memastikan prosesnya lancar dan pemenangnya sesuai dengan ekspektasi mereka atau tidak.
Group President and Chief Executive Officer (CEO) Maybank Datuk Abdul Farid Alias mengatakan pemenang dari pesta demokrasi 5 tahunan itu dinilai akan menentukan imbal hasil (return) investasi yang akan ditanamkan investor hingga beberapa tahun ke depan.
“Mereka [investor] masih wait and see sampai [Pemilu] benar-benar berakhir,” katanya dalam jumpa pers Invest Asean 2014 Conference di Fullerton Hotel, Singapura, Selasa (1/4/2014).
Menurutnya, investor hanya berharap pemimpin atau partai terpilih nanti bisa menggenjot kegiatan ekonomi, seperti infrastruktur.
Selain itu, beberapa bulan terakhir ini menjadi masa sulit bagi Asia Tenggara dan seluruh kawasan akibat beberapa faktor, seperti kebijakan The Federal Reserve, ekonomi China yang rebalancing, dan kerusuhan di Thailand.
“Setidaknya ini sempat membuat ketidakpastian di mata investor. Namun, dalam ketidakpastian selalu ada kesempatan,” tuturnya.
Dia mengatakan pihaknya optimistis Asia Tenggara akan menjadi pusat investasi setelah pergeseran pola dari kawasan Eropa dan negara Asia lainnya ke kawasan Asia Tenggara.
Potensi Asia Tenggara, ujar dia, belum dimanfaatkan secara maksimal. Maybank Kim Eng ingin membantu memacu investasi ke Asean untuk pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut.
Konferensi Invest Asean 2014 itu diharapkan mampu mendorong investasi yang lebih besar di kawasan ini.
“Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang potensi investasi di Asia Tenggara. Dengan Maybank Kim Eng mencapai nilai perdagangan pasar tertinggi Asean pada tahun lalu, kami percaya bahwa kami berada dalam posisi yang unik untuk menginspirasi investor global dengan ide-ide yang berbeda dan wawasan untuk mewujudkan nilai yang lebih besar dari investasi di sini,” kata Datuk Farid.
Menurut dia, Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Produk domestik bruto (PDB) gabungan kawasan tersebut mencapai US$2 triliun dan total kapitalisasi pasar lebih dari 3.000 perusahaan yang terdaftar melebihi US$2,3 triliun.
Angka tersebut meningkat dengan cepat, karena ekonomi Asia Tenggara berkembang pada level 1,5-2% di atas rata-rata global.