Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah, Bumbu Pecel Indonesia Tembus Pasar AS

Produk makanan dan minuman usaha kecil dan menengah dari Indonesia, seperti bumbu masakan tradisional, ternyata sudah merambah pasar Pantai Timur Amerika Serikat, termasuk New York.

Bisnis.com, JAKARTA - Produk makanan dan minuman usaha kecil dan menengah dari Indonesia, seperti bumbu masakan tradisional, ternyata sudah merambah pasar Pantai Timur Amerika Serikat, termasuk New York.

Produk-produk yang kian banyak menarik perhatian konsumen AS antara lain sambal, kecap, bumbu-bumbu tunggal (vanili, kayu manis, kluwek), dan bumbu racikan (bumbu gulai, bumbu nasi goreng, bumbu pecel).

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat melakukan kunjungan kerja ke New York, AS, pada 29-31 Maret 2014.

“Makanan olahan Indonesia itu dilihat pasar AS sebagai 'speciality food' yang menarik karena karakteristik tertentu, seperti originalitas, etnik atau latar belakang budayanya, cara pengolahan yang khas, bahan yang dipakai, dan sifatnya yang eksklusif,” jelas Wamendag, Senin (31/3/2014).

Menurut Wamendag, pasar speciality food di AS mencapai sekitar US$90 miliar. Dari pasar yang besar itu, produk-produk dari Indonesia termasuk subkategori makanan ringan (snack), minuman, saus (condiment), bumbu, acar, dan olahan buah/sayur.

Saat ini di AS, lanjut Wamendag, minat konsumen yang besar ditujukan ke makanan dan bahan makanan dari Mediterania dan Asia khususnya India, Thailand, dan Vietnam. Namun, makanan dari Korea, Indonesia, dan Turki mulai banyak dicari.

“Para pengecer makanan di New York menyebutkan bahwa mulai 2013 Indonesia adalah a trending country for speciality food,” imbuhnya.

Salah satu yang dicari konsumen untuk makanan dan minuman Indonesia adalah Indonesia exotic flavors. “Bahan-bahan yang diperkirakan akan meningkat permintaannya yaitu kopi dan kakao, olahan kelapa, olahan bumbu, serta beras organik,” ujar Wamendag.

Ekspor makanan olahan Indonesia ke AS saat ini baru mencapai US$75 juta dan sekitar 40%-nya diekspor oleh UKM. Ekspor tersebut berpotensi meningkat menjadi US$125 juta dalam 2-3 tahun ke depan, dengan UKM tetap memegang peranan penting.

“Kunci utamanya adalah seberapa mampu produsen Indonesia melakukan supply response terhadap peningkatan permintaan,” ungkap Wamendag.

Pada kunjungan kerja ini, Wamendag melakukan serangkaian diskusi dengan beberapa ritel makanan dan minuman, termasuk beberapa milik warga negara Indonesia yang tinggal di New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper