Bisnis.com, BOYOLALI – Di tengah-tengah tingginya impor minyak baik berupa bahan bakar minyak maupun crude, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tengah menggenjot penggunakan bahan bakar nabati, salah satunya biodiesel.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo pulang ke kampung halaman di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah untuk menyaksikan penandatangan nota kesepahaman antara Ditjen Energi Baru dan Terbarukan serta Konservasi Energi (EBTKE), Badan Penelitian Kementerian Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Boyolali tentang penanaman pohon kemiri sunan sebagai pilot project bahan bakar nabati di Indonesia.
"Ini yang pertama kali di Indonesia, saya harap daerah lain yang memiliki lahan kritis segera menyusul," katanya, Jumat (28/3/2014).
Dia mengatakan Desa Sumur Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali dipilih menyusul ada surat permohonan dari Bupati Boyolali Seno Samudro untuk bisa mengembangkan wilayahnya.
Namun, perkara tanaman kemiri sunan, Wamen ESDM mengatakan tanaman tersebut mampu hidup hingga 100 tahun. Padahal, tanaman yang dibudidayakan warga setempat yakni Pohon Sengon, hanya membutuhkan 4 tahun lalu ditebang.
Menurutnya, telah ada sertifikasi dari sisi kualitas soal tanaman ini dari Kementerian Pertanian. Selain itu, kemiri sunan memiliki karakteristik unik, yakni mampu tumbuh di lahan kritis dengan sedikit air asalkan berada di ketinggian minimum 200 meter dari permukaan air laut.
Dia memprediksi bila 1 pohon bisa menghasilkan 250 ton buah kemiri sunan. Nantinya buah inilah yang masuh ke dalam mesin refinery sehingga menghasilkan biodiesel. "Tak perlu dicampur solar, langsung bisa dipakai ke mesin diesel," katanya.