Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bappenas: Defisit Transaksi Berjalan 2014 Capai US$24,9 miliar

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan defisit transaksi berjalan hingga tahun ini mencapai US$24,9 miliar, atau berkisar 2,6%-2,9% dari produk domestik bruto (PDB).
Kemungkinan besar defisit transaksi berjalan di atas 2,5%, tetapi masih di bawah 3%. /Bisnis
Kemungkinan besar defisit transaksi berjalan di atas 2,5%, tetapi masih di bawah 3%. /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan defisit transaksi berjalan hingga tahun ini mencapai US$24,9 miliar, atau berkisar 2,6%-2,9% dari produk domestik bruto (PDB).

Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Bappenas Bambang Prijambodo mengatakan secara persentase defisit transaksi berjalan bakal di level 2,6%-2,9%. Dari kisaran tersebut, dia memperkirakan defisit transaksi berjalan akan di batas atas kisaran, atau lebih besar dari target pemerintah 2,5%.

“Meski tidak mencapai target yang diinginkan, saya perkirakan defisit transaksi berjalan akan di bawah 3% dari produk domestik bruto, dengan nilainya mencapai Rp24,9 miliar atau 2,6%-2,9% dari produk domestik bruto,” katanya ketika ditemui di kantornya, Jumat (23/3/2014).

Angka defisit transaksi berjalan 2014, lanjutnya, masih lebih baik ketimbang realisasi defisit transaksi berjalan tahun lalu US$28,5 miliar. Akan tetapi, defisit transaksi berjalan 2014 masih akan lebih besar dari realisasi defisit transaksi berjalan 2012 sebesar US$24,4 miliar.

Dia menuturkan saat ini kondisi perekonomian dunia belum lebih baik dari 2013. Akibatnya, kinerja ekspor Indonesia belum akan tumbuh secara drastis. Meskipun begitu, upaya pemerintah menahan laju impor membuat defisit transaksi berjalan menjadi lebih baik pada tahun ini.

“Kemungkinan besar defisit transaksi berjalan bakal di atas 2,5%, tetapi masih di bawah 3%. Saya perkirakan laju ekspor 5,6% terhadap PDB, lalu  laju impor 4,3% terhadap PDB dan laju investasi langsung [foreign direct investment/FDI] sebesar 1,8% terhadap PDB,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper