Bisnis.com, JAKARTA--Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual mengungkapkan Indonesia masih memiliki peluang untuk ekspansi mengggunakan utang karena tingkat leverage masih relatif rendah dibanding negara lain.
David mengatakan rasio utang pemerintah masih 23% dari PDB. Hingga Januari 2014, total utang luar negeri pemerintah mencapai US$118,87 miliar, tumbuh 3,18% dari posisi US$115,2 miliar.
Sementara itu, ULN sektor swasta tumbuh mencapai 12,2% (year on year) menjadi US$141,4 miliar. “Persoalan yang perlu diwaspadai adalah perusahaan masih memiliki pendapatan dalam rupiah, tetapi utang valas, bisa ‘memukul’ perusahaan tersebut,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Kamis (20/3/2014) malam.
Di sisi lain, perusahaan yang menjadi debitur masih melihat peluang usaha tahun ini, sehingga utang luar negeri swasta bakal naik, akan tetapi pinjaman tersebut masih bertenor panjang.
Di tengah ketidakpastian global dan domestik, David menyarankan agar perusahaan yang hendak mengutang ke luar negeri tidak terlalu ambius apalagi jika kondisi dan peluang ekspansi semakin jenuh dan terbatas.
Bank Indonesia memandang perkembangan utang luar negeri Indonesia masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal tercermin pada posisi utang Januari 2014 yang cukup terkendali di level 30,8% dari PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel