Bisnis.com, JAKARTA - Proyek pembangunan rel kereta api Trans Sulawesi diperkirakan menghabiskan dana Rp9 Triliun, yang akan didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan pihaknya sudah merampungkan desain rel akan menghubungkan wilayah Makassar hingga Parepare sepanjang 150 kilometer tersebut. Rencananya pihaknya bakal membangun rel ganda di lokasi tersebut.
“Saat ini pembebasan lahannya sudah mencapai 30 kilometer dan dilakukan oleh Pemprov Sulawesi Selatan. Kami mengharapkan proses pembebasan lahan bisa selesai sehingga 2015 mendatang proyeknya bisa segera dikerjakan. Kalau dananya ada langsung dibangun double track tapi kalau tidak ada satu track saja dahulu,” ujarnya, Kamis (20/3/2014).
Dia memberikan gambaran untuk pemasangan rel saja, setiap kilometernya membutuhkan dana sebesar Rp50 juta sehingga total 150 kilometer bakal menguras anggaran Rp1 triliun. Sekitar Rp8 triliun digunakan untuk pembangunan fasilitas lain, seperti stasiun, sistem sinyal dan rambu-rambu, serta pengadaan kereta.
Anggaran tersebut menurutnya bakal menggunakan skema APBN karena mekanismenya lebih sederhana dibandingkan menggunakan dana pinjaman. Lanjutnya langkah itu tetap diambil meskipun ada beberapa negara seperti China dan Rusia juga berminat turut serta dalam proyek tersebut.
“Kami meyakini pengoperasian kereta di provinsi tersebut bisa memberikan multiplyaer effect bagi peningkatan pembangunan daerah karena selain membuka akses juga meringankan beban jalan,” ungkapnya.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan rencananya Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono bakal melakukan ground breaking Juni mendatang. Pembangunan rel dilakukan di wilayah Kabupaten Barru yang menghubungkan pabrik semen Tonasa dan Pelabuhan Garongkong.
“Proses pembangunan relnya bisa memakan waktu sekitar tiga tahun dan dalam tempo lima tahun sudah bisa beroperasi. Juni ini ground breaking-nya berupa penyiapan jalan rel,” jelasnya.
Untuk sementara, jalur tersebut akan masuk dalam rute keperintisan untuk membuka akses. Selanjutnya, pihak operator dalam hal ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) serta pihak swasta lainnya akan diikutsertakan dalam tender.
Selain mengangkut penumpang, kereta api tersebut rencananya juga menjadi kereta pengangkut logistik berupa semen Bosowa dan Tonasa dengan total produksi mencapai 12 juta ton per tahun.