Bisnis.com, JAKARTA - Setelah sepuluh hari pencarian pesawat Malayasia Airlines, kini cukup adil bila berasumsi bahwa pesawat yang dinyatakan hilang saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing itu bukanlah sebuah kecelakaan murni.
Sangat kuat kemungkinan bahwa pesawat yang mengangkut 239 orang itu dikendalikan dan diarahkan atas satu perintah menuju pangkalan militer AS di Diego Garcia, kawasan Lautan India. Kesimpulan itu ditarik dari berbagai komentar dan hasil diskusi kalangan profesional yang dikirim ke situs cabaltimes.com, Selasa (18/3/2014).
Diego Garcia merupakan karang atol dan pulau terbesar di Kepulauan Chagos yang masuk dalam wilayah Samudra Hindia. Posisinya, sekitar 1.600 km sebelah selatan pesisir selatan India dan negara terdekat pulau ini adalah Sri Lanka dan Maladewa.
Menurut hasil diskusi itu, dimatikannya transponder dalam pesawat tanpa adanya peringatan bahaya semacam pernyataan “May Day” menunjukkan pesawat tidak dalam kendali para pilot. Dengan demikian pesawat akan terbang ke mana saja yang diinginkan oleh para pembajak. Pemerintah Malaysia pernah melaporkan bahwa pesawat tersebut memang terdeteksi dekat Selat Malaka sehari setelah pesawat hilang.
Segera setelah transponder dimatikan, pesawat dengan nomor penerbangan MH 370 berbalik arah menuju Diego Garcia setelah menyeberangi wilayah Malaysia. Jika terjadi kegagalan mesin maka pembajak yang menjadi pilot itu berupaya melakukan pendaratan di laut, bukan kembali ke Malaysia.
Dan jika terjadi penurunan tekanan udara di bagian kabin pesawat maka pesawat akan turun dari ketinggian dan jatuh di Teluk Thailand.
Diskusi itu juga menyimpulkan tidak mungkin kejadian pembelokan arah pesawat tersebut dilakukan tanpa keterlibatan orang dalam yang punya otoritas di bidang penerbangan di Malaysia.