Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Sebut Perekonomian Membaik, Apa Indikatornya?

Menteri Keuangan M. Chatib Basri menilai Indonesia merupakan negara yang paling cepat merespons kondisi anjloknya pasar keuangan global dengan mengeluarkan kebijakan yang tepat.
Ilustrasi Pertumbuhan ekonomi Indonesia/JIBI
Ilustrasi Pertumbuhan ekonomi Indonesia/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Keuangan M. Chatib Basri menilai Indonesia merupakan negara yang paling cepat merespons kondisi anjloknya pasar keuangan global dengan mengeluarkan kebijakan yang tepat.

Hal ini berbeda jika dibandingkan negara yang masuk dalam lima negara rentan (fragile five) lainnya,yakni Brazil, India, Afrika Selatan, dan Turki.

“Indonesia dianggap negara paling cepat merespons dengan kebijakan, seperti menaikan harga BBM (bahan bakar minyak) di Juni 2013, sehingga investor percara diri terhadap Indonesia. Sedangkan Turki baru menaikkan interest rate-nya sampai 400 basis points di bulan lalu,” ujarnya seperti dilansir laman Kemenkeu, Rabu (12/3/2014).

 

Selain itu, lanjut Menkeu, penguatan nilai tukar rupiah pada beberapa pekan ini juga mendapat banyak respons positif di pasar keuangan maupun pasar modal. Hal ini merupakan buah dari penerapan kebijakan ekonomi yang dirilis Pemerintah beberapa bulan terkahir.

“Mereka lihat indikator dicurrent account deficit dan policy-nya dalam empat bulan terakhir ini positif. Indonesia dianggap negara yang paling cepat responsnya,” paparnya.

 

Namun demikian, Chatib  mengingatkan agar Indonesia tidak berpuas diri, meskipun kepercayaan investor terhadap Indonesia mulai meningkat. Aliran dana asing yang masuk pun terus bertambah.

“Investor bullish di Indonesia, tapi jangan cepat puas, karena mesti hati-hati. Walaupun kondisinya lebih baik, jangan ngasih harapan berlebihan,” tegasnya.

Menkeu menambahkan dengan kondisi yang seperti ini bukan berarti pekerjaan pemerintah telah usai. Pemerintah, lanjut Menkeu, justru wajib melanjutkan reformasi yang sudah berjalan untuk terus menjaga stabilitas perekonomian di tanah air.

"Kadang kalau ada yang bagus, kita langsung merasa semua sudah beres. Padahal masih banyak hal yang mesti dibereskan. Kondisi sekarang memang bagus, tapi tetap harus waspada dan banyak reformasi yang harus dilanjutkan. Bukan berarti berhenti," tukasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper