Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mendorong balai latihan kerja (BLK) untuk segera mengubah orientasi kompetensi untuk memenuhi permintaan pasar kerja lokal, nasional, dan internasional.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan perubahan orientasi kompetensi tersebut harus segera dilakukan untuk menghadapi persaingan tenaga kerja di era persaingan Masyararakat Ekonomi Asean 2015.
“Menghadapi MEA 2015, 265 BLK harus lebih fleksibel dan dinamis menjalankan programnya. Sehingga bisa mengikuti kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar kerja industri yang berkembang di kawasan masing-masing,” katanya, Jumat (7/3/2014).
Pusat pelatihan kerja, jelasnya, secara konret harus mampu meningkatkan keterampilan dan kompetensi kerja dari para pencari kerja. Hal itu harus dilakukan untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja. “Selain berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, BLK dituntut mampu menjembatani kesenjangan kompetensi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.”
Pola pelatihan di BLK-BLK milik pemerintah daerah, harus mengutamakan jenis pelatihan sesuai yang dibutuhkan di daerah masing-masing. Seperti pelatihan keterampilan kejuruan otomotif, pengelasan, bangunan kayu dan batu, elektonik, komputer, teknologi informasi, menjahit, kerajinan tangan, pertanian, dan perkebunan. “Selanjutnya, baru mengacu pada kebutuhan nasional dan internasional.”
Namun, harus diakui masih ada beberapa aspek yang harus dibenahi yaitu infrastruktur dan peralatan pelatihan, kuantitas dan kualitas instruktur, metode dan kurikulum pelatihan, serta manajemen pengelolaan BLK.
Direktur jenderal Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas Kemenakertrans Khairul Anwar mengatakan saat ini terdapat 13 BLK milik Kemenakertrans dan 252 BLK milik pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Adapun jumlah instruktur mencapai 3.132 orang.
“Yang terjadi saat ini, jumlah penganggur yang belum memiliki kompetensi atau keterampilan cenderung meningkat, ditambah lagi dengan lulusan pendidikan formal (fresh graduate) yang hanya memiliki kemampuan bersifat umum akan semakin sulit mendapatkan pekerjaan.”
Untuk itu, peran BLK harus lebih dimanfaatkan secara optimal untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan yang terjadi. “Kami optimistis program pelatihan kerja ini dapat meningkatkan keterampilan dan kompetensi kerja yang dibutuhkan industri sehingga bisa menjadi solusi mengurangi pengangguran.”