Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelabuhan Indonesia Butuh Mitra Strategis Hadapi AEC 2015

Pengembangan dalam pengelolaan jasa kepelabuhanan di Indonesia, membutuhkan mitra strategis yang memiliki jaringan world wide, sehingga diperoleh efisiensi jasa logistik dalam menghadapi pasar tunggal Asean atau Asean Economy Community (AEC) 2015.
Layanan standar internasional dalam operasional pelabuhan sangat dibutuhkan untuk menghadapi AEC. /bisnis.com
Layanan standar internasional dalam operasional pelabuhan sangat dibutuhkan untuk menghadapi AEC. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan dalam pengelolaan jasa kepelabuhanan di Indonesia, membutuhkan mitra strategis yang memiliki jaringan world wide, sehingga diperoleh efisiensi jasa logistik dalam menghadapi pasar tunggal Asean atau Asean Economy Community (AEC) 2015.

Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro mengatakan mitra strategis pelabuhan utama di Indonesia, khususnya Tanjung Priok harus memiliki pengalaman dan jaringan di dunia internasional. 

“Saat ini mitra strategis di pelabuhan kita yang asing ada dua, yakni Hutchison Port Indonesia melalui JICT dan TPK Koja di Pelabuhan Tanjung Priok, serta Dubai Port World di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,” ujarnya kepada Bisnis.com, hari ini, Kamis (6/3/2014).

Dia mengatakan keberadaan mitra strategis yang memiliki jaringan internasional di pelabuhan Indonesia ini menciptakan koneksi antar pelabuhan yang menjadi partner. Indonesia bisa mengadopsi sistem tehnologi dan informasi (IT) dari mitra serta bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Port Rotterdam di Belanda saja yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di dunia, dikelola oleh Hutchison sebagai operator pelabuhan, begitu juga dengan Westports Hong Kong dan Tanjung Pelepas di Malaysia bekerja sama dengan Maersk Line.

“Artinya, bermitra strategis dengan pengelola pelabuhan dari luar negeri itu sudah lumrah berlaku di seluruh dunia,” tuturnya.

 Keberadaan mitra strategis ini, kata  Toto, akan memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi Indonesia. Pelabuhan yang menjadi mitranya, yakni Tanjung Priok, bisa menerapkan standar pelayanan yang sama dengan negara-negara lain.

“Selain itu, pelayaran asing yang menjadi jaringan mitra Hutchison bisa membawa pasarnya ke Indonesia,” ujarnya.

 Toto mengatakan layanan standar internasional dalam operasional pelabuhan sangat dibutuhkan untuk menghadapi AEC atau pasar tunggal Asean  yang tinggal setahun lagi yakni 2015.“Dampaknya akan semakin mudahnya komoditas dari negara Asean lainnya masuk ke pasar domestik, begitu juga sebaliknya,” tuturnya.

Depalindo berharap pelabuhan secara signifikan dapat meningkatkan kinerja. Apa lagi, kata Toto, dwelling time di pelabuhan masih sangat lama. Hal tersebut yang menimbulkan masih adanya biaya tinggi di dalam pelabuhan.

Toto juga mengatakan, terpilihnya investor strategis Mitsui sebagai mitra Pelindo II di terminal I Kalibaru, Pelabuhan Tanjung Priok baru, juga akan menjadikan kompetisi semakin sehat. Dampaknya pada pelayanan yang semakin kompetitif, dan pada akhirnya pengguna jasa yang akan menikmati.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhmad Mabrori
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper