Bisnis.com, JAKARTA - Petani kakao di wilayah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mendapat bantuan mesin pengolah sederhana dari Kementerian Koperasi dan UKM.
Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM menyerahkan bantuan mesin pengolah biji kakao untuk wilayah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah guna menghasilkan produk cokelat berkualitas tinggi.
Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, Meliadi Sembiring, mengatakan hasil kakao di daerah itu sangat tinggi, namun masih terkendala dengan sarana produksi yang masih sederhana.
Oleh karena itu, pemerintah menyerahkan bantuan mesin sederhana sebagai sarana penunjang produktivitas yang bisa menunjang peningkatan kualitas cokelat yang dihasilkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah untuk petani kakao setempat.
“Produksi kakao dari Sulawesi Tengah, khususnya di Parigi Moutong sangat berlimpah. Hasil kakao itu sangat layak diolah menjadi bubuk cokelat berkualitas tinggi sehingga memberi nilai tambah yang sangat signifikan,” kata Meliadi kepada Bisnis, Selasa (25/02).
Untuk meningkatkan nilai tambah, Kementerian Koperasi dan UKM menyerahkan bantuan peralatan kepada Koperasi Sari Bumi di Parigi Moutong sebagai koordinator yang ditunjuk menjadi penanggungjawab operasional.
Meski demikian, peralatan itu masih sangat sederhana sehingga belum bisa diandalkan mengolah kakao menjadi bubuk atau powder.
Kakao saat ini dijual petani dalam bentuk buah asli dan belum difermentasi.
Kondisi semacam ini menyebabkan harga jual kakao masih rendah.
Itu terjadi sebab mata rantai pengolahan dasarnya dari hulu hingga hilir juga belum terintegrasi.
Namun begitu, bantuan peralatan sederhana ini diharapkan mampu meningkatkan nilai jual kakao.
”Perlu diciptakan pasar baru untuk mendorong petani berstatus UMKM. Salah satu metoda yang dilakukan pemerintah setempat mensosialisasikan minuman cokelat berkhasiat bagi kesehatan. Kemudian sebagai minuman sebagai welcome drink di hotel maupun rapat pemerintahan,” tutur Meliadi.
Pemda Parigi Moutong telah mempersiapkan lokasi atau sarana promosi dan pemasaran cokelat bersama dengan produk unggulan lainnya yang dihasilkan dan diproduksi UMKM setempat.
Sebelum mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya alam itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan keterampilan SDM UMKM untuk mengolah kakao menjadi berbagai produk turunannya.
Sisi tersebut selama ini menjadi salah satu kelemahan dalam menghasilkan nilai tambah.