Bisnis.com, JAKARTA - Arus bongkar muat dan petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok naik rerata 12% per tahun ikut mendorong peningkatan usaha perusahaan forwarder yang melayani kegiatan logistik dan jasa pengurusan transportasi maupun hingga 21%.
Namun, sebagian besar perusahan forwarder di DKI Jakarta masih menggarap pasar penanganan kargo domestik atau antarpulau dengan alasan potensinya masih menjanjikan.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (Alfi) DKI Jakarta Sofian Pane mengatakan bisnis forwarder masih sangat prospektif setelah implementasi integrasi logistik Asean 2013 yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan Asean Econmy Community (AEC) 2015.
Dia mengatakan hingga 31 Desember 2013 jumlah perusahaan forwarder yang mengantongi Surat Izin Usaha Perudahaan Jasa Pengurusan Trasnportasi atau SIUP JPT yang beroperasi di DKI Jakarta dan tercatat keanggotaan ALFI DKI mencapai 1.298 perusahaan atau naik 21% dibandingkan 2012 sebanyak 1.070 perusahaan.
“Izin usaha forwarder atau SIUP JPT tersebut di terbitkan Dinas Perhubungan Provinsi DKI setelah mengantongi rekomendasi dari Alfi,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Kamis (20/2/2014).
Sofian mengatakan pemegang SIUP JPT yang beroperasi di pelabuhan Tanjung Priok itu didominasi perusahaan forwarder yang bergerak pada pelayanan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) atau custom clearance sebanyak 60%, perusahaan forwarder yang menangani kargo domestik 30%, sedangkan 10%-nya kategori prusahan forwarder yang melayani kargo internasional atau ocean going. (K1)