Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Penaikan Tarif Listrik Harus Diterapkan Secara Fair

Tarif listrik di dalam negeri memang lebih murah dibandingkan dengan negara Asean lainnya. Namun, bila pemerintah ingin harga keekonomian dari tarif listrik diterapkan, pemerintah juga harus fair dengan menyiapkan logistik dan infrastruktur dan memadai.
  Penaikan tarif listrik diminta dilakukan secara adil. / Bisnis.com
Penaikan tarif listrik diminta dilakukan secara adil. / Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA- Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan secara nominal, tarif listrik di dalam negeri memang lebih murah dibandingkan dengan negara Asean lainnya. Namun, bila pemerintah ingin harga keekonomian dari tarif listrik diterapkan, pemerintah juga harus fair dengan menyiapkan logistik dan infrastruktur dan memadai.

Pada kenyataannya, saat ini pemerintah belum bisa menyediakan infrastruktur dan logistik yang layak untuk sektor industri. Jadi, kenaikan tarif listrik di sektor industri skala besar sekitar 38,9%-64,7% memang memberatkan. Apalagi, kata Enny, pertumbuhan industri manufaktur skala besar dan sedang kurang menggembirakan pada triwulan IV 2013.

“Industri skala besar dan sedang pertumbuhannya tidak bagus, seharusnya mereka membutuhkan stimulus yang bisa mengurangi biaya produksi mereka,” kata Enny ketika dihubungi Bisnis, Jumat (20/2/2014).

Menurutnya, bila kinerja sektor manufaktor anjlok, yang rugi juga kinerja perekonomian dalam negeri. Pada sisi lain, Enny cukup paham dengan tujuan pemerintah untuk menghapus subsidi listrik. Namun, kata Enny, pemerintah harus melakukannya dengan fair dan win-win solution.

Misalnya, kenaikan tarif listrik hingga 64,7% dinilai tidak fair lantaran kinerja sektor ini masih kurang menggembirakan dan membutuhkan stimulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper