Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Neraca Jasa Semakin Membengkak

Defisit neraca jasa selama 5 tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang terus meningkat, setelah defisit neraca jasa sepanjang 2013 tumbuh 10,55% menjadi US$11,42 miliar dari tahun sebelumnya US$10,33 miliar.
Bisnis.com, JAKARTA—Defisit neraca jasa selama 5 tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang terus meningkat, setelah defisit neraca jasa sepanjang 2013 tumbuh 10,55% menjadi US$11,42 miliar dari tahun sebelumnya US$10,33 miliar.
 
Berdasarkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), Bank Indonesia menyebutkan 78% dari total defisit neraca jasa disumbang jasa transportasi, dengan nilai US$8,93 miliar. Defisit jasa transportasi tercatat tumbuh 2,99% dari US$8,67 miliar.
 
Defisit dari jasa bisnis lainnya tercatat tumbuh paling signifikan. Sepanjang 2013, defisit jasa bisnis lainnya tumbuh 900%, menjadi US$1 miliar, dari sebelumnya US$100 juta. Adapun, jasa konstruksi justru tercatat defisit US$5 juta sepanjang 2013, dari sebelumnya surplus US$230 juta.
 
Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Iman Sugema mengatakan neraca jasa berpotensi mengganggu laju defisit neraca transaksi berjalan. Menurutnya, neraca jasa
 
“Neraca jasa bukan lagi menyimpan bom waktu terhadap neraca transaksi berjalan. Ini sudah kejadian. Ketika ekspor kita kedodoran dan impor melonjak, neraca jasa tetap saja tumbuh konsisten dan melemahkan nilai tukar rupiah,” katanya, Rabu (19/02).
 
Menurutnya, neraca jasa masih akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akan tetapi, lanjutnya, Indonesia akan menghadapi bahaya besar seiring datangnya masyarakat ekonomi Asean (MEA) pada 2015.
 
Oleh karena itu, pemerintah perlu memetakan sektor jasa secara detail guna menentukan sektor jasa apa saja, yang memang kondisinya itu sangat jomplang. Kalau tidak, defisit neraca jasa akan tetap konsisten mengganggu neraca transaksi berjalan.
 
Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan upaya pemerintah dalam menekan defisit neraca jasa belum terlalu signifikan. Menurutnya, armada transportasi dagang Indonesia masih rendah. Alhasil, jasa transportasi menyumbang lebih dari 70% defisit neraca jasa.
 
“Jasa freight ini memang nggak bisa capet diperbaiki karena memang kita tidak punya armada dagang yang bagus. Akan tetapi, saya optimistis defisit jasa bisa ditekan dari sumbangan jasa tourism kita,” katanya.
 
Dia memperkirakan turis mancanegara yang berkunjung mencapai 9,5 juta turis, atau naik 8% dari realisasi turis yang berkunjung pada tahun lalu sekitar 8,8 juta  turis. Menurutnya, banyak turis yang mulai mengalihkan liburannya ke Indonesia.
 
Data NPI menunjukkan jasa perjalanan sepanjang 2013 tercatat surplus US$2,02 miliar, tumbuh 30% dari realisasi tahun sebelumnya surplus US$1,55 miliar. Jasa perjalanan juga menjadi satu-satunya jasa yang mencatatkan pertumbuhan surplus secara konsisten sejak 5 tahun terakhir.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper