Bisnis.com, JAKARTA - Produktivitas tanaman kakao petani hingga saat ini dinilai masih rendah, akibatnya pasokan industri berpotensi terhambat.
Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang mengatakan produksi kakao tahun ini diperkirakan 425.000 ton atau turun 5% dibanding tahun lalu sebesar 450.000 ton. Sementara kapasitas produksinya diperkirakan mencapai 550.000 ton hingga 600.000 ton. "Tahun ini, industri akan kesulitan mendapatkan bahan baku karena rendahnya produksi," jelasnya, Selasa (11/2).
Rendahnya produktivitas tersebut, jelasnya dikarenakan petani kurang merawat tanamannya, misalnya saja tinggi ideal tanaman kakao maksimal 4 meter, sementara fakta di lapangan banyak tanaman yang tingginya mencapai 6 meter.
Kondisi ini, jelasnya, akan memaksa industri mengurangi kapasitas produksi pabriknya atau meningkatkan impor meskipun impor ini bukanlah solusi yang tepat karena akan meningkatkan beban produksi. "Solusinya adalah produktivitas petani harus ditingkatkan," ungkapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan industri ini, maka produktivitas harus ditingkatkan minimal dua kali lipat dari profuktivitas saat ini atau sekitar 600 kg/ha/tahun. Karena dengan ini, produksi diperkirakan mencapai 900.000 ton per tahun.
"Luas lahan tanaman kakao saat ini sekitar 1,5 juta ha. Jika produktivitas dapat ditingkatkan menjadi 600 kg/ha/tahun, maka produksi tahun ini mencapai 900.000 ton," jelasnya.
Zulhefi menyayangkan pencapaian program Gerakan Nasional (Gernas) kakao yang dicanangkan pemerintah tahun lalu. Menurutnya program ini tidak mendukung pemberdayaan petani dalam jangka panjang.
"Gernas kakao tahun lalu itu hanya efektif untuk jangka pendek. Sementara secara jangka panjang tidak memberikan pengaruh apa-apa," ungkapnya.
Alasannya gernas tersebut hanya menitik beratkan pada rehabilitasi dan revitalisasi tanaman, sementara upaya pembinaan petani sangat minim. "Gernas kakao seharusnya untuk penyuluhan dan pembinaan petani. Ini akan berdampak jangka panjang," ungkapnya.
Konferensi Kakao
Sementara itu, tahun ini pihaknya berencana mengadakan konferensi kakao tingkat internasinal di Bali. Acara yang rencananya diselenggarakan 15 - 16 Mei 2014 ini akan membahas prospek industri tersebut dan juga tantangannya.
"Pada acara yang ke 6 ini, kami bekerjasama dengan WCF (World Cocoa Fondation) yaitu lembaga yang intens di sektor ini," jelasnya.
Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki peran strategis di industri kakao dunia. "Indonesia sudah menjadi salah satu produsen olahan kakao setengah jadi terbesar di dunia, katanya.
Presiden WCF Bill Guyton mengatakan pembangunan perkebunan kakao yang berkelanjutan menjadi salah satu isu penting di industri kakao dunia. Indonesia merupakan salah satu negara produsen terbesar di dunia.
Menteri perdagangan, Menteri Pertanian dan Menteri Perindustrian direncanakan akan menghadiri acara tersebut.
Produksi biji kakao
Tahun Kapasitas (ton)
2012 450.000
2013 450.000
2014 425.000*
*Perkiraan
Sumber: Askindo