Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omset Industri Pelayaran Tergerus 15% Akibat Pelemahan Rupiah

Pendapatan pengusaha industri pelayaran nasional tergerus 10%-15% akibat masih melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang kini sudah menyentuh angka di atas Rp12.000.

Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan pengusaha industri pelayaran nasional tergerus 10%-15% akibat masih melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang kini sudah menyentuh angka di atas Rp12.000.

Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan penurunan pendapatan para pengusaha pelayaran disebabkan biaya operasional yang banyak menggunakan mata uang dolar Amerika.

Biaya opersional itu meliputi biaya perawatan seperti pembelian suku cadang dan juga bahan bakar kapal yang menggunakan mata uang US$.

Melemahnya rupiah juga berdampak pada melonjaknya asuransi dan gaji crew kapal. Sementara itu, Carmelita mengatakan pendapatan perusahaan dari transaksi di dalam negeri menggunakan rupiah.

“Pendapatan perusahaan relatif, belum bisa diprediksi apakah akan merosot, tetapi kenaikan biaya operasional menggerus pendapatan perusahaan, padahal selama ini selisih antara pendapatan dan laba sangat tipis,” ujarnya, Minggu (9/2/2014).

Menurutnya prospek sektor industri pelayaran nasional tahun ini akan mengalami pertumbuhan hingga 7% pada tahun ini. Namun hal itu sangat bergantung dari sikap pemerintah apakah akan memberikan stimulus pertumbuhan bagi pelayaran atau tidak. Selain itu, faktor peningkatan kinerja pelayaran juga akan ditentukan oleh jalan dan tidaknya program asas cabotage.

“Pengusaha masih wait and see tetapi kami perkirakan pelayaran akan tumbuh 7%,” ujarnya.

Kendati demikian, jika pendapatan perusahaan pelayaran terus merosot seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, industri pelayaran nasional akan sulit bertahan. Terkecuali, Carmelita mengatakan pemerintah menyiapkan instrumen untuk memperkuat rupiah seperti penggunaan rupiah dalam transaksi di pelabuhan serta memperbanyak insentif fiskal bagi pelayaran.

“Insenti fiskal, beberapa yang sudah kita sampaikan dan sekarang bahkan sebagian tinggal ketok palu antara lain penghapusan PPN atas pembelian BBM kapal, serta penghapusan PPN,” ujarnya.

Sementar itu, Wakil Ketua Umum INSA Asmari Herry mengatakan untuk menyiasati depresiasi rupiah terhadap dolar para pengusaha pelayaran mencoba menghemat biaya operasional pelayaran.

“Ya dengan misalnya melakukan penghematan sana sini,” ucapnya.

Dia melanjutkan, untuk jangka panjang para pengusaha pelayaran angkutan barang juga akan menaikkan tarif angkutan pelayaran 10%-20% secara business to business dengan para pelanggan pengguna angkutan pelayaran . Hal ini, kata dia untuk mengantisipasi dan menutup biaya operasional yang selama ini merangkak naik.

“Akan ada review business to business, evaluasi dan penyesuaian tarif sekitar 20%,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Hilman
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper