Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Lifting Bakal Direvisi Jadi 804.000 bph

Target lifting minyak bumi kemungkinan diturunkan dari 870.000 barel per hari menjadi 804.000 bph dalam APBN Perubahan 2014.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Target lifting minyak bumi kemungkinan diturunkan dari 870.000 barel per hari menjadi 804.000 bph dalam APBN Perubahan 2014.

Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan target APBN 2014 tidak dapat dipertahankan lantaran Blok Cepu belum dapat berproduksi sesuai rencana tahun ini.

Blok dengan perkiraan produksi minyak 85.000 bph dengan puncak produksi 165.000 bph itu kemungkinan beroperasi 2015.

Faktor lainnya, cuaca buruk membuat produksi harian pun jauh dari target. SKK Migas bahkan melaporkan realisasi lifting harian saat ini hanya 745.000 bph karena terkendala cuaca buruk.

“Itu hasil komunikasi kami dengan SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) dan ESDM (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral). Tapi, ini proposal awal yang akan kami bahas di APBN-P,” katanya, Jumat (7/2/2014).

Dari sisi penerimaan negara, Askolani mengaku belum mengetahui potensi perubahannya karena harus memperhitungkan faktor pelemahan kurs rupiah, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price) dan cost recovery.

Depresiasi rupiah hingga Rp12.000 per dolar Amerika Serikat mampu mengatrol penerimaan, tetapi tren penurunan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price) dan penurunan lifting dapat membuat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) menyusut.

Rata-rata harga ICP Januari 2014 mencapai US$105,8 per barel, lebih rendah dibandingkan dengan harga Desember 2013 yang US$107,2 per barel. Dengan demikian, target PNBP Rp196,51 triliun dalam APBN 2014 mungkin berkurang.

Dari sisi belanja, Askolani tak menampik depresiasi kurs dapat membuat subsidi bahan bakar minyak dan listrik membengkak dari pagu APBN 2014 Rp282,1 triliun. “Ini masih kita pantau, tapi ada kemungkinan indikasi BBM akan naik,” katanya.

Setiap depresiasi Rp100 akan menambah defisit Rp1,2 triliun, sedangkan penurunan lifting 10.000 bph berpotensi menambah defisit Rp1,68 triliun-Rp1,94 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper