Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur Bakal Tumbuh, Tapi Tetap Mencemaskan

Pertumbuhan sektor manufaktur pada tahun ini terlihat positif, tetapi masih menimbulkan kekhawatiran.
 Manufaktur China/Reuters
Manufaktur China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan sektor manufaktur pada tahun ini terlihat positif, tetapi masih menimbulkan kekhawatiran.

Meskipun peningkatan moderat sedang berlangsung dan menjadi tanda positif untuk sektor manufaktur, Bank Indonesia dan pemerintah Indonesia diminta untuk tetap waspada.

Ekonom HSBC Asean Su Sian Lim mengatakan Januari ini, tanda-tanda positif sektor manufaktur mulai terlihat. Namun, hal tersebut tetap menimbulkan kekhawatiran.

Hal ini lantaran langkah Bank Indonesia yang menerapkan kebijakan uang ketat sejak Mei 2013 tidak dapat bekerja secepat seperti yang diharapkan.

Menurut Lim, secara khusus peningkatan sektor manufaktur pada Januari 2014 lebih banyak didorong oleh sektor domestik, sedangkan pesanan ekspor baru masih lesu.

“Produsen juga menerapkan biaya atau harga yang lebih tinggi untuk konsumen lantaran tingginya biaya produksi. BI harus tetap waspada melihat perkembangan ini,” kata Lim dikutip dari Emerging Market PMI, Selasa (4/2/2014).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2013 mencapai US$182,57 miliar atau menurun 3,92% dibandingkan periode yang sama pada 2012, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$149,93 miliar atau menurun 2,03 %.

Pada sisi lain, data HSBC Indonesia Purchasing Managers Index (PMI), PMI manufaktur dalam negeri pada Januari 2014 tercatat 51,0 atau naik 0,1 poin dibandingkan dengan Desember 2013 yang berada pada posisi 50,9. Dengan demikian, PMI berada pada posisi di atas batas ambang 50,0.

Artinya, di satu sisi produksi/output tidak banyak peningkatan, di sisi lain bisnis baru tumbuh cukup cepat dan pesanan ekspor baru meningkat untuk pertama kalinya sejak Mei 2013, meski belum pesat. Permintaan baru meningkat empat bulan berturut-turut. Bisnis baru dari luar negeri juga meningkat, di tengah laporan tentang kontrak baru yang dimenangi dari klien di Asia, Eropa dan Amerika Utara .

Perkiraan terbaru menunjukkan sedikit perbaikan kondisi operasi manufaktur di seluruh Indonesia. “Meskipun marjinal, peningkatan terbaru dalam pesanan ekspor mengakhiri 7 bulan
urutan kontraksi.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper