Bisnis.com, BANDUNG—Para petani kapulaga di Jawa Barat mengharapkan pembinaan berkelanjutan terkait transfer keilmuan agar pengembangan yang dilakukan pada komoditas itu menjadi produktif.
Ketua Asosiasi Petani Kapulaga Agri Jaya Jawa Barat Samsuludin mengatakan selama ini pembinaan yang dilakukan pemerintah terhadap petani tidak maksimal sehingga para petani kewalahan dalam pengembangan komoditas.
“Perhatian pemerintah Jabar terhadap pengembangan kapulaga memang ada, namun belum memberikan solusi yang tepat,” katanya kepada Bisnis, Minggu (2/2/2014).
Dia mengungkapkan misalnya di akhir-akhir ini ada pembagiaan bibit gratis, namun tidak maksimalnya pembinaan kelompok tani dan orientasi pasar, membuat banyak bibit ditanam tanpa keilmuan yang cukup dan tidak produktif.
Dia mengaku yang dibutuhkan petani pada pemerintah saat ini adalah keterbukaaan akses informasi keilmuan, modal, dan pemasaran. Apalagi, tanaman kapulaga ini hanya bisa diproduksi dari pergantian musim karena tidak tahan dengan tanah kering di musim kemarau.
“Memang sudah teratasi dengan berbagai cara dengan teknologi modern. Akan tetapi, banyak petani belum terbina dengan pertanian modern mulai dari produksi hingga pengolahan pascapanen.”
Meski demikian, pihaknya terus menggenjot dan mengembangakna keilmuan para petani dengan memberikan pemahaman semaksimal mungkin, mengingat kebutuhan dan permintaan kapulaga sangat tinggi yang rata-rata digunakan untuk pengobatan dan kecantikan.
Pengembangkan budi daya kapulaga ini juga dapat menjadi langkah kongkrit, untuk mendukung program pemerintah yang mengusahakan adanya produk unggulan pada setiap daerah.
“Saat ini kami juga bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah untuk pengembangan budi daya kapulaga di bawah tegakan kayu. Hal ini dipicu untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin berkembang,” ungkapnya.
Samsuludin menyebutkan saat ini pihaknya bisa memanen kapulaga hingga 75 ton per semester dari luas lahan sekitar 40 hektare. Adapun pasar yang saat ini sudah dijalin antara lain Jawa Barat dan sekitarnya, sementara pasar ekspor masih didominasi China, Taiwan, dan Eropa.
Harga kapulaga cukup stabil yaitu berkisar pada Rp 40.000 – Rp45.000 per kilogram kering.