Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Besi Baja 2014 Diprediksi Turun

Pelaku usaha industri logam dasar besi baja memastikan investasi pada 2014 akan menurun atau tidak akan semasif tahun 2013.
 Produk Baja/Bisnis
Produk Baja/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha industri logam dasar besi baja memastikan investasi pada 2014 akan menurun atau tidak akan semassif tahun 2013.

Chairman Indonesian Iron and Steel Industries Association (IISIA) Irvan Kamal Hakim mengatakan bukan hanya investasi di sektor besi dan baja yang menurun, tetapi hampir di semua sektor manufaktur. Menurutnya, investor, baik lokal maupun asing lebih hati-hati karena ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kemudian juga kerena tahun politik. Terus suku bunga juga sedang tinggi sehingga modal bisnis jadi lebih mahal,” ujar Irvan di kantor Kemenperin, Kamis (23/1).

Menurutnya, tidak masifnya investasi tahun ini juga lantaran pihak perbankan sulit memberikan pinjaman. “Investasi berjalan hanya pada proyek yang sudah memiliki pendanaan atau investasi yang multiyears,” tambahnya.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik sepanjang Januari-Desember 2013 mencapai US$3,3 miliar dengan 546 proyek. Sedangkan melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp7,5 triliun dengan 104 proyek.

Padahal, sepanjang 2012, investasi PMA sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik senilai US$2,4 miliar dengan 364 proyek. Sedangkan investasi berupa PMDN senilai Rp7,2 triliun dengan 81 proyek. Artinya ada peningkatan investasi yang cukup signifikan pada 2013 dibandingkan dengan 2013. “Untuk 2014 tidak sebesar itu.”

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan penurunan investasi sektor besi dan baja pada 2014 disebabkan oleh kondisi perekonomian dunia, khususnya China. Menurutnya, berdasarkan informasi dari Posco, permintaan baja di pasar dunia memang sedang menurun.

Pertumbuhan di China menurun dari 10% menjadi 7%, artinya suplai dunia menurun, kebutuhan dalam negeri menurun. Jadi memang investasi di sektor ini tahun 2014 tidak masif seperti tahun lalu,” tutur Hidayat.

IISIA menargetkan konsumsi baja dan produk baja pada 2020 mencapai 20 juta ton, yakni dengan tren pertumbuhan 8% sejak 2013. Pada 2012, konsumsi baja dan produk baja sekitar 12,5 juta ton per tahun. Dengan prediksi kenaikan 8%, konsumsi baja sampai akhir tahun 2013 mencapai 13,5 juta ton dan konsumsi 2014 14,7 juta ton. Dengan utilisasi saat ini 65%, Indonesia mengimpor baja dan produk baja 6 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper