Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Faktor Utama Penyebab Defisit Transaksi Berjalan

Berikut ini faktor-faktor yang menjadi penyebab utama defisit neraca transaksi berjalan kuartal III/2013 yang mencapai US$8,4 miliar atau 3,8% dari PDB.
Defisit neraca transaksi berjalan/Bisnis.com
Defisit neraca transaksi berjalan/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Berikut ini faktor-faktor yang menjadi penyebab utama defisit neraca transaksi berjalan kuartal III/2013 yang mencapai US$8,4 miliar atau 3,8% dari PDB.

Meskipun kinerja neraca perdagangan pada periode Oktober-November 2013 mencatatkan surplus US$800,8 juta, hal tersebut dinilai masih belum mencukupi untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan kuartal III/2013 yang mencapai US$ 8,4 miliar (3,8% dari PDB).

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty mengemukakan nilai surplus neraca perdagangan belum mampu mengurangi tekanan neraca transaksi berjalan akibat kinerja komponen lainnya di neraca transaksi berjalan misalnya neraca jasa, pendapatan investasi, dan remiten belum maksimal.

“Beban cukup terlihat dari memburuknya performa neraca jasa yang selalu mengalami defisit,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (3/1/2013).

Keterpurukan neraca jasa, sambungnya, diperparah dengan penguasaan asing di bidang logistik jasa profesional seperti pengacara, dan jasa pengemasan.

Selain itu, kenaikan kalangan kelas menengah yang ditandai dengan meningkatnya wisatawan domestik yang bepergian ke luar negeri serta banyaknya pelajar Indonesia yang belajar ke luar negeri juga dinilainya sebagai pemicu memburuknya neraca jasa.

“Selama ini, defisit neraca jasa berhasil ditutup oleh kinerja neraca perdagangan, tetapi yang kita lihat neraca perdagangan surplusnya tidak sebegitu besar dan defisit neraca jasa makin melebar. Ini yang patut diwaspadai,”tekannya.

Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Berly Martawardaya berpendapat selama impor migas belum signifikan berkurang, maka defisit neraca transaksi berjalan dipastikan masih cukup besar.

“Faktor utama yang mampu bekerja lebih efektif untuk menurunkan defisit neraca transaksi berjalan yaitu mengurangi impor migas. Kalau dilihat dari jangka pendek, harus dioptimalkan kebijakan seperti biodiesel, pemanfaatan energi panas bumi, dan pembangunan kilang pengolahan minyak mentah,”katanya.

Seperti diketahui, setelah sempat mengalami defisit pada neraca perdagangan pada September 2013 sebesar US$657,2 juta, akhirnya neraca perdagangan sepanjang Oktober-November 2013 mengalami perbaikan hingga mencatatkan surplus masing-masing US$24 juta dan US$776,8 juta.

Menurut data yang dirilis Bank Indonesia (BI), transaksi modal dan finansial pada kuartal III/2013 mencatat surplus US$4,9 miliar akibat masuknya investasi langsung asing (PMA) yang meningkat menjadi US$5,4 miliar dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu US$4,7 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper