Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Hortikultura Bisa Turun, Realisasi Kurang dari 80% Izin Importir Dicabut

Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa impor hortikultura untuk semester satu pada 2014 sebanyak 600.000 ton masih bisa terkoreksi atau mengalami penurunan dikarenakan pelaku usaha banyak yang mengajukan revisi untuk pengurangan impor produk tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA - Impor hortikultura semester I/2014 sebanyak 600.000 ton masih bisa terkoreksi, atau berpotensi turun karena pelaku usaha banyak yang mengajukan revisi untuk pengurangan impor produk tersebut.

"Ada sebanyak lima perusahaan yang meminta pengurangan alokasi impor dari yang sudah diajukan," kata Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Senin (30/12).

Bachrul menjelaskan dengan adanya ketentuan bahwa para pengimpor harus merealisasikan impor sebanyak 80% dari yang sudah disetujui, maka ada beberapa pelaku usaha meminta penurunan alokasi dari yang sudah diajukan.

"Jika tidak bisa merealisasikan sebanyak 80% dari yang sudah disetujui, kita akan mencabut izin impornya," tegasnya.

Menurut Bachrul, sesungguhnya jika importasi terlalu banyak maka akan ada kejenuhan di pasar yang mengakibatkan adanya perang harga dan tentunya bisa mengakibatkan para importir tersebut mengalami kerugian.

"Untuk melakukan koreksi diberikan waktu dua hingga tiga minggu, jika meminta diturunkan alokasinya akan diberikan, tapi jika meminta kenaikan tidak boleh," kata Bachrul, yang juga mengatakan, importasi untuk produk hortikultura tersebut didominasi buah-buahan seperti apel, jeruk, lengkeng, durian, mangga, anggur, bawang bombay dan bawang merah.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan telah menyetujui impor produk hortikultura kurang lebih sebanyak 600.000 ton dengan mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk semester satu 2014.

Jumlah importasi untuk produk hortikultura sebesar 600.000 ton tersebut sesungguhnya mengalami penurunan dari yang diajukan oleh para importir beberapa waktu sebelumnya yang mencapai 1,1 juta ton.

Pada 2010 impor hortikultura mencapai 1,5 juta ton dengan nilai US$1,2 miliar, dan meningkat menjadi 2,05 juta ton senilai US$1,6 miliar pada 2011.

Pada 2012 volume impor menembus angka 2,2 juta ton dengan nilai mencapai US$1,8 miliar. Hal itu mengakibatkan neraca perdagangan hortikultura Indonesia negatif. Pada 2010 neraca perdagangan defisit sebesar 1,1 juta ton senilai US$902 juta. (Antara)

Sedangkan pada 2011, defisit neraca volume dan nilai perdagangan hortikultura mencapai 1,6 juta ton dengan nilai mencapai 1,1 miliar dolar AS. (Antara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper