Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah disarakan untuk membangun sistem pemasaran komoditas vanili, yang memberikan jaminan harga bagi petani perkebunan, selain memberi dukungan pada petani kebun dan medorong hilirisasi industri.
Ketua Divisi Bagian Pemasaran Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI) Jawa Barat Iyus Supriatna mengatakan pasar vanili sempat mengalami kejayaan sebelum tahun 2000-an, namun sejak perekonomian dunia terpuruk pasar vanili tiarap.
Bahkan selama ini petani yang memproduksi vanili ketar-ketir akibat kurangnya perhatian dari pemerintah setempat untuk menggenjot kembali pasar vanili.
"Padahal komoditas vanili sangat berpeluang untuk mendongkrak nilai ekspor Jabar. Harga rata-rata jika sedang bagus bisa mencapai US$20-US$30 per kilogram," katanya, Minggu (22/12/2013).
Iyus menyebutkan luas lahan perkebunan vanili pada 2010 mencapai 13.000 hektare, namun tidak adanya perhatian pemerintah diduga luas lahan kian menyusut akibat petani enggan memproduksinya kembali.
Pihaknya mengharapkan pemerintah kembali memberi perhatian lebih untuk komoditas vanili sehingga petani bisa lebih bergairah karena dulu harga pernah melambung tinggi. "Kami harap pemerintah bisa kembali menggenjot tanaman vanili ini agar para petani bisa mendongkrak pendapatan yang sempat melambung tinggi," ujarnya. (Adi Ginanjar Maulana/Wandrik Panca Adiguna)