Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat properti Panangian Simanungkalit memproyeksikan harga sewa ruang perkantoran di kawasan pusat bisnis di ‘segitiga emas’ Jakarta akan mengalami stagnasi atau tanpa perubahan signifikan dibanding 2013.
Dalam kondisi seperti itu, lanjutnya, kenaikan harga sewa hanya dapat mencapai 5%.
Dia menyatakan keadaan tersebut juga akan berlaku pada harga jual ruang perkantoran di CBD Jakarta.
“Harga stagnan untuk sewa dan jual. Paling yang baru launching, iya bisa paling-paling naik 5%,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (22/12/2013).
Hal tersebut, jelasnya, dipicu oleh terbatasnya permintaan atas ruang perkantoran pada tahun depan akibat adanya agenda pemilihan umum.
Dia memprediksi permintaan ruang kantor pada 2014 hanya mencapai 250.000 meter persegi. Jumlah tersebut, paparnya, turun dibandingkan permintaan tahun ini yang mencapai 400.000 meter persegi.
Untuk itu, dia menuturkan pada tahun politik tersebut para konsumen dan pengembang cenderung untuk menunggu keberlangsungan prosesi pesta demokrasi tersebut.
“Penyewa atau pembeli menunggu kepastian politik 2014, sehingga perpindahan kantor menunggu situasi. Di pihak lain pengembang juga menunggu untuk mensuplai produk,” ujarnya.
Kendati begitu, Panangian optimistis setelah perhelatan pemilu, pasar perkantoran di CBD Jakarta akan kembali meningkat.
Pada 2015 dan 2016, tambahnya, harga sewa dan jual ruang kantor akan meningkat seiring pasokan dan permintaan yang memuncak.
“November tahun depan sudah mulai naik lagi. Tahun 2015 dan 2016 demand akan naik tinggi, begitu juga suplainya,” imbuhnya.