Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Recovery AS tak Signifikan Terhadap Ekspor RI

Pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang tercermin dalam kepastian pengurangan stimulus moneter mulai Januari 2014 diperkirakan berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia, tetapi tak cukup signifikan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang tercermin dalam kepastian pengurangan stimulus moneter mulai Januari 2014 diperkirakan berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia, tetapi tak cukup signifikan.

Berdasarkan review Mandiri Sekuritas, setiap pertumbuhan ekonomi 1% di AS hanya akan berkontribusi 0,08% terhadap pertumbuhan Indonesia.

Angka ini relatif lebih rendah dibanding negara berkembang lain yang satu kelompok dengan Indonesia (peers). India misalnya, akan menikmati 0,18% pertumbuhan dari setiap 1% pertumbuhan di Negeri Paman Sam. Adapun China dan Filipina masing-masing 0,22% dan 0,29%.

Ekonom Senior PT Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengatakan kerja sama perdagangan dan investasi antara RI dan AS tidak mencakup nilai terlalu besar.

Ekspor Indonesia ke AS Januari-Oktober US$12,5 miliar atau berada di urutan ketiga setelah China dan Jepang. Urutan yang sama juga terjadi dalam hal penanaman modal. Nilai investasi AS sepanjang Januari-September US$1,49 miliar, di bawah Singapura dan Jepang.

“Dengan demikian, recovery AS tidak terlalu berdampak. Memang ada kontribusi positif, tetapi tidak sekencang negara-negara peers,” katanya, Jumat (20/12/2013).

Sebagian besar pengapalan bahan mentah ditujukan ke negara-negara Asia. Aldian mencontohkan minyak sawit mentah (crude palm oil) sebagian besar dikirim ke India, China, Malaysia, Belanda dan Singapura.

Demikian pula dengan ekspor batubara yang didominasi oleh permintaan dari China, India, Jepang dan Korea Selatan.

Dengan demikian, perbaikan ekonomi di AS tidak akan berpengaruh banyak terhadap perbaikan transaksi berjalan Indonesia tahun depan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper