Bisnis.com, JAKARTA - Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia II mengancam mogok kerja mulia 23 Desember hingga tuntutan pencopotan Dirut Pelindo II/IPC dipenuhi. Aksi mogok tersebut akan mengakibatkan minimal sekitar 166.000 ton angkutan terbengkalai di Pelabuhan Tanjung Priok.
Mantan Kepala Pusat Pelatihan Kepelabuhan (P2K) PT Pelindo II Hendra Budi, aksi mogok merupakan langkah terakhir para pekerja pelabuhan. Hendra termasuk jajaran karyawan yang menerima pemecatan setelah meletakkan jabatan di PT Pelindo II.
Dia menjelaskan, bahwa mogok yang digagas oleh Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia II (SPPI-II), bisa menimbulkan kerugian besar hingga mencapai miliaran rupiah bagi Pelindo II. Terlebih lagi, aksi ini berlangsung serempak di 12 pelabuhan naungan Pelindo II.
Untuk ukuran Pelabuhan Tanjung Priok, aksi mogok pekerja ini berbuntut pada telantarnya angkutan barang. Dalam sehari, Pelabuhan Tanjung Priok biasa menangani pengangkutan sekitar 166.000 ton, jumlah ini dapat dilihat dari rata-rata pengangkutan barang per tahun yang mencapai 60 juta ton.
Ketua SPPI-II Kirnoto menyampaikan aksi mogok ini adalah muara dari ketidakpuasan para pekerja dengan manajemen perusahaan, terutama kinerja Dirut Pelindo II/IPC. Kekecewaan yang tak terbendung ini didasari oleh sikap Dirut Pelindo II/IPC yang dianggap selalu melakukan arogansi kebijakan.
Pada aksi nanti, SPPI-II akan menyerukan kepada seluruh anggotanya yang berjumlah 2.700 orang itu untuk mogok kerja. Dengan begitu, pada tanggal yang ditetapkan tersebut, praktis aktivitas pengangkutan di pelabuhan-pelabuhan milik Pelindo II terhenti.
Dengan kekuatan tersebut, SPPI-II mengancam akan terus-terusan melakukan aksi mogok kerja, jika tuntutan pencopotan Dirut Pelindo II/IPC belum dilakukan. Mogok kerja tersebut melibatkan para pekerja yang biasa menangani kegiatan administratif dan operasional.
Dalam perjalanan mogok kerja nanti, SPPI-II berjanji tetap melakukan pelayanan, khusus bagi pengangkutan penumpang dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Sedangkan penanganan dari Otorita Pelabuhan yang ada, menurut Kirnoto, tetap tidak dapat berjalan.
Kirnoto menjelaskan sejauh ini pihaknya belum bisa menyampaikan secara pasti potensi kerugian bila mogok kerja itu berlangsung. “Kami akan terus melakukan mogok bila Lino tidak dicopot dari jabatannya,” ujar Kirnoto saat ditemui dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Sampai saat ini, manajemen Pelindo II/IPC pimpinan Dirut Richard Joost Lino telah memecat 22 karyawan Pelindo II yang sebelumnya meletakkan jabatan. Para pekerja dan karyawan Pelindo II yang mengundurkan diri dan meletakkan jabatan tersebut merasa tak puas dengan kepemimpinan RJ Lino. (Kahfi)