Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Sewa Mal Naik, Prospek Peritel Kian Suram?

Laju kinerja emiten di sektor ritel diprediksi semakin berat pada tahun depan, seiring dengan rencana kenaikan tarif sewa dan service charge mal sekitar 10%-20%

Bisnis.com, JAKARTA—Laju kinerja emiten di sektor ritel diprediksi semakin berat pada tahun depan, seiring dengan rencana kenaikan tarif sewa dan service charge mal sekitar 10%-20%.

Sekretaris Perusahaan PT Ace Hardware Indonesia Tbk. Helen R. Tanzil menjelaskan kenaikan tarif sewa dan service charge mal akan menambah beban operasional perusahaan. Jika kenaikan tersebut lebihtinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan berpotensi mengurangi marjin laba operasi.

“Sewa mal masuk ke dalam beban operasional, dan hingga September besarnya sudah 5% dari total penjualan,” paparnya, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Rabu (18/12/2013).

Jika hingga kuartal III/2013 emiten berkode ACES telah membukukan penjualan sebanyak Rp2,75 triliun, maka beban operasional perusahaan mencapai Rp825 miliar.

Selain itu, kenaikan tarif tersebut juga akan sangat terasa bagi ACES karena sekitar 2/3 dari total gerai, atau sebanyak 64 gerai Ace Hardware menyewa tempat di mal dan sisanya merupakan gerai yang berdiri sendiri.

Meskipun secara hitungan kasar kenaikan tarif sewa mal itu akan membebani perusahaan, tetapi Helen mengaku hingga saat ini perseroan belum menentukan kebijakan dan strategi apa yang akan dilakukan perusahaan untuk menopang laju kinerja keuangan di tahun depan.

Hal senada juga dirasakan PT Hero Supermarket Tbk. Direktur Hero Edison Manalu menjelaskan kenaikan beban operasional akan berbanding lurus dengan kenaikan tarif sewa dan service charge. Untuk mengantisipasi hal tersebut, di tahun depan perusahaan memprioritaskan pembangunan

gerai stand alone. Dengan pembangunan gerai stand alone di tahun depan perusahaan berharap operasional gerai tidak akan terganggu dengan kenaikan tarif sewa mal tiap tahunnya.

Selain itu, gerai tersebut akan meningkatkan kenyamanan dan lebih memudahkan pelanggan untuk mencapai lokasi gerai. “Meskipun tiap tahun ada kenaikan tariff sewa mal, tapi kalau tahun depan lebih tinggi dari biasanya kami akan melakukan negosiasi,” ujarnya.

Jika perusahaan terpaksa harus menyewa lahan di mal, sudah dipastikan perusahaan akan lebih selektif dalam memilih mal dengan mencari lokasi yang dekat dengan hunian pelanggan.

Analis PT Investa Saran Mandiri John Veter menjelaskan di tahun depan emiten ritel tak hanya dihantam dengan kenaikan tarif sewa dan service charge mal, tetapi ditambah dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu dan bayangan menurunnya daya beli masyarakat.

Oleh karena itu pihaknya menyarankan agar emiten ritel bisa terus meningkatkan pendapatannya, salah satunya dengan menerapkan strategi ekspansi dengan membuka gerai-gerai baru untuk mempertahankan market share, apalagi saat ini Indonesia tengah diserbu peritel-peritel dari luar negeri. (Oktaviano D.B. Hana)

Selengkapnya baca di Harian Bisnis Indonesia edisi Rabu (18/12/2013) atau di http://epaper.bisnis.com/index.php/PopPreview?IdContent=14&PageNumer=1&ID=125815

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (18/12/2013)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper