Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

15 Perusahaan Jepang Siap Kucurkan US$3,5 Miliar

Hal itu dikemukakan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan lawatan kenegaraan selama 3 hari ke Jepang.

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 15 perusahaan Jepang berkomitmen menanamkan modalnya ke Indonesia sebesar US$3,5 miliar dalam kurun waktu 1-2 tahun ke depan.

Hal itu dikemukakan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan lawatan kenegaraan selama 3 hari ke Jepang.

Mahendra mengemukakan rencana investasi sebesar itu diperuntukan bagi sektor-sektor non infrastruktur seperti rencana pembangunan proyek Jakarta Mass Rapid Transit (MRT), Pelabuhan Cilamaya, Interkoneksi Jawa-Sumatra maupun proyek Kereta Ekspres Jakarta-Surabaya via Bandung.

"Itu di luar infrastruktur. Ada yang di otomotif, ada yang di sektor hulu seperti pengolahan petrokimia, minyak dan gas, juga ada yang di pengolahan barang-barang konsumen. Rencana investasi sudah sangat konkrit," ujar Mahendra, Minggu (15/12/2013).

Di Jepang, Presiden SBY melakukan pertemuan dengan 15 pemimpin perusahaan papan atas Jepang. 15 perusahaan tersebut tergabung dalam Japan-Indonesia Association (Japinda) yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda.

Hadir a.l. perwakilan dari Sumitomo Mitsui Banking, Toshiba, Toray Industries, Panasonic, Taisei, ITOCHU, Sumitomo Corp, Chiyoda, JGC Corp., Marubeni, Bank of Tokyo-Mitsubushi UFJ, Toyota Motor, Mitsui & Co, dan Lotte Co.

Dalam pertemuan itu, para pengusaha Jepang menyatakan optimismenya untuk meningkatkan investasi ke Indonesia.

"Memang saat ini, cara pandang investor Jepang ke Indonesia sebagai tujuan investasi sangat tinggi," katanya.

Dia mengemukakan para pengusaha Jepang meminta Pemerintah RI melakukan fasilitasi. Mereka juga meminta insenti pengurangan pajak (tax allowance).

"Ya mereka jalan dulu. Kami tentu akan respon apabila mereka menyampaikan aplikasi untuk allowance ataupun insentif lain," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper