Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Karet Sulit Peroleh Benih Unggul AKibat Keterbatasan Modal

Petani karet kesulitan membeli benih karet berkualitas unggul untuk merevitalisasi pohon karet, karena terbatasnya lahan dan modal yang dimiliki petani.

Bisnis.com, JAKARTA – Petani karet kesulitan membeli benih karet berkualitas unggul untuk merevitalisasi pohon karet, karena terbatasnya lahan dan modal yang dimiliki petani.

Deputi Direktur Puslit Karet Dadi R. Maspanger mengatakan pihaknya mengalami kesulitan menjual benih karet berkualitas unggul kepada petani swadaya.

Terbatasnya lahan kebun dan minimnya modal yang dimiliki menjadi alasan petani enggan merevitalisasi kebun karetnya.

“Butuh 4 hingga 5 tahun agar tanaman karet tersebut menghasilkan, sementara petani mengandalkan hidupnya dari perkebunan tersebut. Karena itulah, petani akan enggan merevitalisasi kebunnya,” katanya kepada Bisnis, Senin (9/12/2013).

Padahal, jelas Dadi, sebagian besar kebun karet milik petani sudah saatnya direvitalisasi, karena produktifitas rendah akibat usia tanaman yang sudah tua. Selain itu, sebagian tanaman tersebut bukan merupakan tanaman unggul yang memiliki produktivitas tinggi.

Dia mencontohkan produktivitas tanaman karet miliknya memiliki produktivitas hingga 2 ton per ha, sedangkan sebagian besar produktivitas tanaman karet milik petani masih berada pada kisaran 1 ton per ha.

Dadi sangat menyayangkan hal ini karena sebagian besar perkebunan karet yang ada di Indonesia merupakan perkebunan rakyat. Untuk itu dia meminta pemerintah segera membantu petani karet tersebut dengan memberikan bantuan permodalan.

“Solusinya adalah dengan memberikan kredit permodalan kepada petani. Di sinilah peran pemerintah dibutuhkan,” jelasnya.

Meskipun demikian, Dadi optimistis permintaan benih karet kualitas unggul akan meningkat seiring dengan bertambahnya lahan perkebunan baru. Selain itu, program revitalisasi yang dirancang pemerintah melalui skema pembiayaan diperkirakan akan berjalan dengan baik.

Berdasarkan data Gapkindo (Gabungan Perusahaan Karet Indonesia) menyebutkan produktivitas kebun karet rakyat sekitar 1,099 ton per ha, lebih rendah dari produktivitas karet di Malaysia 1,5 ton per ha dan Thaiand sebesar 1,798 ton per ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper