Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumut Minta Tender Tol Tebing Tinggi dipercepat

Pemprov Sumatra Utara akan menggenjot akses Bandara Internasional Kualanamu dengan meminta pemerintah pusat mempercepat tender proyek Jalan Tol Kualanamu-Lubuk Pakam-Tebing Tinggi.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemprov Sumatra Utara akan menggenjot akses Bandara Internasional Kualanamu dengan meminta pemerintah pusat mempercepat tender proyek jalan tol Kualanamu-Lubuk Pakam-Tebing Tinggi.

Gubernur Sumatra Utara Gatot Pujo Nugroho mengatakan proses pembebasan lahan jalan tol itu sudah mencapai 65%. Pihaknya berharap tender dipercepat guna mendukung alternatif transportasi menuju bandara pengganti Bandara Polonia Medan itu.

“Kalau yang Kualanamu-Tebing Tinggi ini pembebasan lahan sudah 65%. Kami sedang mau tenderkan ini, tapi belum. Kami mendesak, meminta pemerintah pusat agar ditenderkan. Kalau Gubernur yang punya yah saya akan tenderkan saat ini juga,” katanya di Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Kehadiran Gatot di Jakarta berkaitan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Transportasi Berkelanjutan atau Indonesia Sustainable Urban Transport Initiative (INDO SUTRI) dengan Kementerian Perhubungan.

Jalan tol tersebut merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Medan-Kualanamu. Jalan Tol Medan-Kualanamu digarap oleh PT Hutama Karya dan dua perusahaan asal China yakni China Harbour Engineering Co. Ltd dan China State Construction Engineering Co. Ltd.

Pembangunan Jalan Tol Medan-Kualanamu itu untuk meningkatkan kelancaran arus kendaraan dari dan menuju Bandara Kualanamu, bandara yang baru dibangun di Medan, Sumatera Utara.

Situs Kementerian Pekerjaan Umum mencatat periode pembangunan proyek ini selama 900 hari kerja dengan investasi Rp1,34 triliun berasal dari APBN dan pinjaman Export Import Bank of China.

Jalan tol sepanjang 17,8 km ini terdiri atas dua seksi. Seksi satu sepanjang 10,75 km dan seksi dua sepanjang 7,05 km. Jalan tol ini menggunakan konstruksi rigid pavement dan juga flexible pavement yang terdiri atas dua lajur dan dua jalur.

Adapun pembebasan lahan terkait dengan jalan arteri non tol menuju Kualanamu, Gatot mengatakan prosesnya sudah rampung seluruhnya.

Sebelumnya diberitakan sempat terjadi pertentangan segelintir masyarakat atas lahan tersebut terutama di wilayah Desa Daluh X dan Telagasari.

“Dari sisi anggaran memang pertengahan 2014 baru selesai untuk jalan arteri non tol dari Simpang Kayu Besar ke bandara. Sudah beres semua untuk lahan. Soal penduduk sudah selesai, engga ada masalah.”

Oleh karena itu Gatot mengatakan untuk saat ini transportasi utama menuju Bandara Kualanamu bisa ditempuh dengan jalan arteri non tol, kereta api bandara.

“Masyarakat bisa menggunakan jalan arteri non tol, kereta api bandara, Damri juga sudah ada. Kemacetan menuju Medan paling lama 1 jam,” katanya.

Hanya saja dia mengatakan dengan adanya tujuh perlintasan sebidang akan lebih baik bila nanti rel kereta api bisa elevated atau layang sehingga mengurangi gangguan perjalanan.

Bandara Internasional Kualanamu menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta dalam hal kapasitas tampung yang mencapai 10 kali lipat dari Bandara Polonia.

Sebagai gambaran, sebelum diganti dengan Kualanamu, Bandara Polonia Medan paling tinggi tingkat terpakai hingga 617% dari kapasitas. Jumlah penumpang capai 7,17 juta pada 2011, tapi kapasitasnya hanya 1 juta.  (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Tahir Saleh
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper